Hai


Selamat Datang - Welcome - Willkommen - Benvenuto - Bienvenue - Bienvenido

Buku Tamu

Pop up my Cbox

Jumat, 23 April 2010

Ayo hidup sehat

Minggu lalu salah satu family yang sebenarnya juga mantan pacar saya meninggal. Di kenangan saya almarhum adalah sosok yang baik, bertanggung jawab, dan setia. Sosok yang seharusnya bisa saya jatuh cintai dengan mudah tapi nyatanya saya gagal.
Saya pacaran dengan almarhum cuma sebentar, terlalu sebentar malah, di sela-sela saat saya ditinggal oleh pacar tanpa kabar, karena rentang yang cuma sebentar dan long distance itulah mungkin yang membuat saya gagal jatuh cinta pada almarhum. Tapi bukan romansa itu yang mau saya angkat di posting kali ini, melainkan habit buruknya yang membuat almarhum sakit di usia muda, tapi boleh ya saya nyelipin curhat dikit-dikit di sini. Info: almarhum meninggal di awal usia 30-an, anaknya baru berusia 1 tahun.

Sewaktu saya berkunjung ke rumah ibu almarhum usai nengok makamnya, beliau bercerita bahwa almarhum sejak balita sampai remaja nggak pernah mau makan nasi! Menu makannya begini; pagi sarapan mie instant, siang makan mie ayam atau bakso, dan makan malam dengan mie instant lagi.... haduh.... begitu terus sampai almarhum kuliah di salah satu Universitas Negeri ternama. Set dehh...... 'kan kita semua tahu bahaya mie instant. Tapi saya nggak habis pikir ya... bagaimana makanan yang sudah diyakini begitu banyak orang sebagai 'makanan racun', masih bisa beredar dengan leluasa. Terakhir saya dapat info bahwa kalau hari ini kita makan mie instant maka racunnya baru akan hilang dari badan kita setelah tiga hari kemudian.
Kembali lagi ke cerita si korban kita, setelah dia kuliah di kota yang terpisah dari keluarganya, berhubung sebagai mahasiswa yang kos maka dia harus irit, barulah dia belajar makan nasi (eh, iritan mana sih makan nasi atau mie instant bagi mahasiswa?). Begitulah ceritanya, susah payah dia belajar makan nasi, awalnya muntah-muntah dan sebbbbeeeeellll buanget! Tapi bisa juga tuh.. but ya.... racun sudah terlalu banyak di tubuhnya.

Apes buat saya, efek dari habit buruknya yang dia lakoni bertahun-tahun itu sepertinya menampakkan diri beberapa saat setelah saya putusin dia. Jadilah orang-orang beranggapan si dia sakit lantaran sedih saya putusin. Hnggggh.... padahal kalian sepakat 'kan bahwa dia memang sudah menumpuk racun jauh-jauh hari sebelum pacaran sama saya?? Saya yang sebelumnya nggak tahu sama sekali perihal habit buruknya terkadang jadi kepikiran dan merasa bersalah. Apalagi di tahun-tahun itu dia bolak-balik ke rumah sakit tapi dokter tidak bisa menemukan penyebab sakitnya. Set dahhhhhh!!! Dokter... makanya belajar yang bener 'napa! Jadilah orang-orang makin meyakini bahwa dia sakit (kalau sudah kambuh sampai lumpuh mendadak) gara-gara frustasi sama saya, apalagi dia pernah mencoba ajak saya balik, dan dia nggak pernah lagi menjalin hubungan dengan siapapun setelah putus dari saya. Bahkan mama saya dengan ekstrim sempat meyakini bahwa penyakit yang diderita almarhum karena diguna-guna oleh pacar saya yang sempat jadi saingannya. Haduuuuuh..... santet, guna-guna, voodoo, apalah itu namanya!

Pemeriksaan total dilakukan selama rentang beberapa tahun hingga tiga kali, dan di kali ke tiga barulah dokter mengetahui sakit yang dia derita. Penyakit itu disebut HIPOKALEMIA, alias kekurangan kalium. Kalium lho, bukan kalsium. Kalium salah satunya yang saya tahu sebagai orang awam adalah berfungsi untuk menggerakkan otot, tak heran kalau sudah drop almarhum bisa mendadak lumpuh karena tak ada bahan bakar penggerak si otot-otot. Gawatnya lagi otot-otot pada jantung 'kan juga perlu bahan bakar itu untuk bergerak, kalau otot jantungnya tak bisa bergerak pastilah teman-teman tahu bagaimana akhirnya.

Hari itu almarhum kelelahan, beliau yang sudah menjadi dosen di salah satu Universitas terkemuka di Bandung kebagian menangani sebuah seminar di Universitas yang berlangsung selama tiga hari. Malamnya si dia pulang ke rumah dalam kondisi sangat capek, istrinya sempat bilang kira-kira; 'sayang, kalau cape' jangan dipaksain', apalagi ini sudah waktunya dia diinfus kalium, tak heran kalau kondisinya buruk banget. Tengah malam si dia terbangun dari tidur, bangun, minum, lalu tertidur dan tak pernah bangun lagi.
Anehnya, guys... tengah malam itu saya terbangun karena anak saya (2,5 tahun) mendadak menangis kencang, membangunkan saya dari satu-satunya mimpi tentang si dia. Saya belum pernah mimpiin dia sampai malam itu; di detik-detik terakhir sebelum atau mungkin saat dia, atau setelah dia meregang nyawa. Anak saya minta minum air putih, jadilah saya bawa dia ke dapur, saya yang biasanya berkeliaran di rumah sepanjang malam kali itu merasa merinding membawa anak saya ke dapur untuk minum. Dan pagi-pagi sekali saya terbangun karena ponsel berdering, tante saya menelepon untuk memberitahu bahwa si dia meninggal.

Well... itulah jawaban kenapa saya memimpikan dia di tengah malam itu, dan kenapa anak saya menangis, dan kenapa saya merinding saat berjalan ke dapur. Percaya nggak kalian kalau mungkin si dia mengunjungi saya saat itu?? Saya sih pinginnya nggak percaya....

Saya nggak tahu dan nggak berani menghubungkan habitnya yang terus-terusan makan mie instant dengan penyakit Hipokalemia, karena saya sama sekali awam di bidang kesehatan. Tapi yang saya berani katakan di posting ini adalah; dia tidak hidup sehat sejak kecil; makan mie instant sebagai menu utama, menghindari nasi, juga tidak suka sayur. Saya nggak tahu apa dia juga takut susu dan buah-buahan. Tapi intinya adalah, kalau kita menghindari hidup sehat, jangan heran begitu si kecil anak pertama kita lahir lantas kita mati dan cuma meninggalkan nama belakang kita untuk si kecil mengarungi hidup yang ganas ini.

Takdir? Okelah.... umur di tangan Tuhan. Mungkin itu takdir atau tulisan Tuhan yang harus kita hadapi. Tapi coba kalau kita hidup sehat, meskipun Tuhan mencatat bahwa kita akan meninggal di usia 31 tahun, saya kira kita akan meninggal bukan karena penyakit, mungkin akan ada penyebab lain; tabrakan, kejatuhan tangga, mati tanpa ada sebab saat kita tidur atau apalah.... (hih! Penyebab yang manapun tetap ngeri juga ya?).
Sudahlah... saya nggak mau mengira-ngira urusan dan kuasa Tuhan. Tapi yang penting kita sebagai hamba 'kan wajib bin kudu berusaha. Wajib berusaha cari nafkah, berusaha cari jodoh, berusaha jadi kaya, berusaha biar terkenal, berusaha biar cakep, berusaha agar panjang umur. Ya 'kan? Tak usahlah kita berdebat tentang takdir Tuhan dan misterinya, tapi marilah kita hidup sehat!



Jangan bosan....
Datang lagi ya!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar