Hai


Selamat Datang - Welcome - Willkommen - Benvenuto - Bienvenue - Bienvenido

Buku Tamu

Pop up my Cbox

Selasa, 06 April 2010

Terlalu Awal, Atau Sudah Terlambat

Le meilleur de la vie se passe a dire:
"Il est trop tot," puis "Il est trop tard."

Bagian terbaik dalam kehidupan dilewatkan dengan ucapan:
"Masih terlalu awal," dan kemudian, "Sudah terlambat".
FLAUBERT
Correspondence


Teman-teman, quote di atas itu adalah salah satu quote yang membekas di hati saya, awalnya karena quote itu ada di salah satu novel favorit saya, judul novelnya Only Love karya Erich Segal -jenis roman picisan ya? you name it-
Akhirnya saya meresapi benar quote tersebut. Itu karena....

Saya kenal satu orang, berjenis laki-laki yang begitu pendiam. Mungkin dia tipe orang yang meyakini benar bahwa 'diam itu emas', well... di satu kondisi diam memang emas, tapi di kondisi lain diam bisa jadi masalah.
Dia, sebut saja Mr. Harry, adalah tipe laki-laki seperti yang ada dalam poster parfum atau merk-merk pakaian dalam cowok (cool, calm, confident). Tapi tidak confident dalam urusan mendekati cewek. Seperti yang kita duga, Mr. Harry ini cuma menatapi perempuan pujaannya dari jauh, dari tempat duduknya. Dari hari ke hari, cuma ditatapi dan diamati dari jauh, tak pernah dia tegur, apalagi dia ajak berdiskusi. Si pujaan hatinya beberapa kali menangkap basah Mr. Harry sedang menatap dari jauh, Mr. Harry tahu perempuan itu bisa mengerti bahasa mata Mr. harry. Bahwa di mata Mr. Harry tersimpan kekaguman, dan harapan. Namun perempuan yang dijatuh cintai Mr. Harry adalah tipe perempuan cerdas tapi enggan menjadi pihak yang pertama maju untuk merealisasikan suatu hubungan romantis. Well... jadilah hari demi hari tersia-sia. Sampai saatnya kondisi membuat mereka tak lagi bisa beraktivitas di satu tempat yang sama, Mr. Harry menjadi begitu menyesali hari-hari yang Tuhan berikan padanya agar dia nyatakan perasaannya, tapi ia sia-siakan begitu saja.

Penyesalan itu Mr. Harry pikir hanya akan bersifat sementara, beberapa bulan lagi akan hilang, dan dia pikir dia akan mudah melupakan pujaan hatinya, menemukan perempuan lain di tempat yang baru. Kenyataannya? Ada beberapa hal yang kita pikir akan mudah kita temukan gantinya, tapi ternyata tidak. Tak ada lagi yang bisa membuat mata Mr. Harry tertancap begitu lama, tak ada yang bisa menarik perhatiannya seperti pujaannya dulu. Dan ternyata penyesalan tak pernah bisa hilang, meski kini, sudah nyaris 10 tahun berlalu, Mr. Harry masih menyesali jutaan kesempatan yang Tuhan berikan padanya dulu.

Saya juga kenal seorang wanita menjelang umur 50 tahun, sebut saja dia Miss. Very. Dia masih begitu cantik dan memesona sampai orang tak akan percaya kalau dia akan menjalani tahun ke 50 usianya. Sesaat seolah hidupnya sempurna, Miss. Very masih cantik, mengendarai mobil cantik khas perempuan modern yang sukses, dan sebagaimana seorang master lulusan Universitas di Inggris dia punya karir yang bagus. Tapi kalau kita masuk lebih dalam ke hidupnya, ada satu yang kurang; seorang suami. Miss. Very belum menikah. Belum pernah sekalipun.

Apa sih masalahnya? Miss. Very cantik sekarang ini, bisa dipastikan dia sangat menarik sewaktu muda dulu. Pastilah teman sekolah, tetangga, dan teman-teman sepergaulannya suka atau malah jatuh cinta pada Miss. Very. Bukan perkara susah untuk mendapat kencan baginya. Bahkan untuk melengkapi kisah betapa sempurnanya Miss. Very, kenyataan bahwa ayahnya adalah seorang diplomat.
Dan rupanya, masalahnya adalah penerapan standar yang terlalu tinggi.

Standar yang tinggi untuk memilih kencan kita sah-sah saja. Tapi jadi masalah kalau setiap kali kita sudah menaklukan si target dengan standar tinggi itu lalu kita selalu saja menghadapi situasi di mana tiba-tiba kita menyadari bahwa si dia 'biasa saja'.

Well... si A luar biasa, dia engineer lulusan dari Australia, di usia muda sudah mendapat gelar doktor, cerdas, tampan dan sangat open minded, aku akan menaklukannya! Itu tekad dua bulan lalu, dalam waktu sekejapan kamu berhasil menaklukan si engineer itu, berkencan beberapa kali lalu menyadari; 'ah... rupanya dia biasa saja'. Lalu lari dari si engineer itu dan mengejar target lain yang sekilas tampak lebih berkilau.

Si B pengusaha muda, ganteng, kharismatik dan tampak bijaksana. Aku harus mendapatkan dia!! Harus. Begitu target kamu, dan kamu mendapatkannya. Lalu seperti biasa... setelah beberapa kali kencan kamu menyadari bahwa dia 'manusia', tidak sesempurna yang kamu kira. Jadilah kamu kabur dari dia....

Begitu terus ya? Dari bulan ke bulan. Dari tahun ke tahun.
Atau kamu tidak begitu? Melainkan orang tua kamu yang begitu rewel menerapkan standar tinggi untuk calon menantu mereka?
Berapa usia kamu sekarang? 25? 27? atau malah 19? Tenang saja... aku baru 19.
Sembilan belas. Tapi kalau habit kamu atau habit orang tua kamu masih saja seperti yang saya ceritakan di atas, jangan heran kalau nantinya di usia menuju 40 kamu menjadi inspirasi seorang blogger yang menulis tentang waktu yang tersia-sia.

Teman, manapun kondisi teman saat ini; seperti Mr. Harry, Miss Very, orang tua yang menunda pernikahan anaknya karena belum merasa mendapat calon menantu yang sempurna. Atau kondisi lain di mana saat ini kamu sedang menyia-nyiakan kesempatan yang Tuhan berikan, please.... sudahi ini semua. Saya beri tahu ya... kalau sampai kamu dihajar Tuhan lalu mengalami hantaman dari quote di atas, sungguh... rasanya benar-benar tak enak. I mean it!

Kalau sulit untuk merubah habit itu, silakan kunjungi blog ini lagi, saya akan coba bantu lewat tulisan-tulisan selanjutnya.



Terima kasih sudah berkunjung

Datang lagi ya!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar