Hai


Selamat Datang - Welcome - Willkommen - Benvenuto - Bienvenue - Bienvenido

Buku Tamu

Pop up my Cbox

Sabtu, 19 Juni 2010

Ketika Adam Selingkuh














"Kalau bukan kita yang berhasil membuatnya 'mencintai hanya satu', mungkin kita memang bukan tulang rusuk dia yg hilang."




Saya tidak pernah lagi terkejut ketika ada makhluk Adam menghianati pasangannya, meskipun begitu saya selaluuuu... saja mau menangis setiap ada perempuan terdekat yang dihianati. Bukan penghianatan si Adam itu yang membuat saya mau menangis, tapi karena saya miris banget melihat perempuan terdekat saya itu begitu terluka, nelangsa. Kebanyakan perempuan terdekat saya yang dihianati adalah jenis perempuan yang selalu mencoba memberikan dan menjadi yang terbaik untuk pasangannya. Sehingga mereka begitu terpukul emosi, ragawi begitu dihianati.

Kalau saya sudah berhenti terkejut-kejut setiap kali ada penghianatan sejaaaak... lama lalu (apaan tuh 'lama lalu'?). Pasalnya saya sudah memahami penghianatan para Adam selayaknya saya menerima dengan ikhlas bahwa ketika sudah saatnya maka mentari akan terbit, dan beberapa jam kemudian matahari akan tenggelam. Persis seperti saya memahami bahwa di Indonesia matahari layaknya muncul dari Timur dan tenggelam di barat. Selayaknya saya hapal bahwa warna daun segar dan rumput di halaman rumah adalah hijau. Begitulah saya hapal tabiat para Adam. Sehingga saya tak lagi shock dan tergugu-gugu.

Kok bisa begitu jeng?
Awalnya tentu tidak. Berbilang tahun lalu, ketika saya menghadapi perempuan terpenting dalam hidup saya dihianati saya kehilangan jati diri. Dua tahun kemudian, saya mengalami secara langsung (Live kayak pertandingan world cup) bagaimana rasanya dihianati kekasih, tentu saja sebagai seorang yang terlahir dengan pembawaan perfeksionis (bukan dalam penampilan), menjunjung kesetiaan, kesejatian dan percaya cinta sejati itu eksis, saat itu saya mengalami saat terburuk dan nyaris kehilangan kenormalan. Sesudah itu, saya mendengar rumah tangga-rumah tangga sekeliling saya juga dihianati, saya nyengir kuda, miris.

Seiring dengan waktu, setelah saya mampu membeli bacaan dan bukan sekedar membaca apapun yang ayah saya beli, saya mendapat jawab atas pertanyaan kenapa makhluk Adam mempunyai tabiat seperti itu. Ternyata, dari segi psikologis, biologis, sosiologis dll ternyata mereka memang 'diberkahi' dengan pembawaan seperti itu. Dari segi biologis misalnya, in a simply way: mereka adalah jenis makhluk kebanyakan hormon!

Lalu saya berkata pada diri sendiri: 'Laki-laki diciptakan Tuhan dengan ciri-ciri berbadan kokoh dengan kotak-kotak tegas, sarat otot dan kuat, mempunyai kemampuan memimpin, cenderung menggunakan otak, logis, dan cenderung selingkuh. Dan perempuan diciptakan Tuhan dengan ciri-ciri berbadan lembut dengan lekuk-lekuk halus, mempunyai kemampuan menghadirkan makhluk kecil, penyayang, cenderung menggunakan hati, dan belas kasih.'
Maklumlah saya bahwa ketika Tuhan menciptakan mereka, mereka diciptakan lengkap disertai kecenderungan, pembawaan dan fisik seperti itu.

Kemudian suara hati yang lain kontan menyentak; "Nah!! Tuh tahu! Kalau gitu apa masih mau marah kalau Adammu selingkuh? Bukankah kamu tahu kalau mereka diciptakan Tuhan lengkap dengan ototnya, otaknya, penisnya, jiwa kepemimpinannya, keegoisannya dan kecenderungan selingkuh?"
Hnggh.... mau protes, girls? Saya sih tidak... Mana berani saya memprotes apa yang sudah Tuhan kehendaki. Lagian juga terlihat konyol dan bodoh rasanya memprotes matahari terbit, matahari tenggelam, memprotes rotasi bumi, dan memprotes bahwa perempuan mempunyai vagina, pria punya penis. Jadi di mata saya konyol dan bodoh juga kalau memprotes pria selingkuh (tinggal pilih; forgive him or forget him!)

Meskipun Adam saya belum (belum tertangkap basah) selingkuh, saya berbesar hati bahwa hari itu akan tiba (seperti saya berbesar hati bahwa yang hidup pasti mati, dan kiamat akan datang). Berdasarkan kemakluman-kemakluman saya terhadap hal itu, saya sudah merancang skenario kalau si Adam suatu malam datang membawa bunga atau berlian untuk menyogok saya, dengan tampang serba salah karena ketahuan (atau mau mengaku) selingkuh.
Mau tahu bayangan saya? Begini....

Saya akan menyetel suara agar tetap lembut (walau hati membara dan mau ambil pisau daging di dapur) dan tertawa pelan sambil menatapnya prihatin (kok malah tertawa? C'mon girls... Adam saya hanyalah seorang pria yang sangat ingin setia (tapi gagal) dan telah berusaha keras untuk melawan kecenderungan selingkuh yang jelas-jelas sudah Tuhan sertai padanya ketika dia akan diciptakan, lalu saya tanya: "Apa mas serius dengan dia?"
Dibayangan saya jawabannya ada beberapa kemungkinan:
  • "Tidak, dear... Sungguh! Ini kekhilafan... maafkan saya, dear.. Please don't go, I definitely can not life without you". Dengan tampang mau nangis, bahkan mengucapkan 'can not' tegas-tegas dan bukannya 'can't' saja. Dan meskipun badannya sebesar David Beckham, berani ngebut seperti mau saingan dengan Schumacher, dan memimpin secerdas Anindya Bakrie, disaat terpuruk dan takut kehilangan si Adam selalu bersimpuh, memeluk dan menenggelamkan wajah di dada. Maka saya akan membelai kepalanya sambil bilang: "Jangan lakukan itu lagi. Kalau suatu hari nanti terjadi lagi situasi di mana mas tergoda, bilanglah terus terang! Berdua kita akan lawan rasa tergoda itu, dan usir si penggoda.
  • "Saya serius dengan dia. Maafkan." Kalau begitu saya akan mengangguk dengan hati dibesar-besarkan, tidak menangis. Relakan sajalah... Cuma Tuhan yang punya kendali akan memberikan hati siapa kepada siapa.
  • "Saya tidak pernah merasa perasaan sehebat ini, dear! Bersama dia saya sangat bahagia. Everything just seems right! Dan....... dia.... hamil." Saya akan tampar dia (bolak-balik dan sangat keras), lalu bilang: "Tamparan itu sebagai ganti hukum rajam yang harusnya kamu terima. Sudah sana! Nikahi dia!" dengan mata melotot tentunya, tanpa tangis. Eh! Ada yang ketinggalan, "Jangan lupa ceraikan aku!" ===> marah itu bukan karena perselingkuhannya ya.. tapi karena kehamilan si jalang simpanannya!
Pada point ke 2 dan 3 saya memutuskan melepaskan si Adam untuk bersama si jalang itu. Ketika berdiskusi dengan perempuan lain, teman diskusi saya menyalahkan saya. Menurut dia sebagai istri kita wajib mempertahankan suami. Kalau di mata saya itu kok jadi ajang perang antara istri solehah dengan perempuan jalang ya? Dan saya tidak sudi melakukannya terkecuali pada point 1 (dimana si suami minta istri untuk menolongnya lepas dari jeratan si jalang).

Sekarang, kalau you girls sedang mengalami pahitnya dikhianati. Hnggghh... C'mon! Jangan berlebihan kecewanya, memang mau nangis juga setiap matahari timbul dan tenggelam? Bukankah itu hal yang sama wajarnya? Hahaha....

Coba deh lihat sisi lainnya:
Kasihan lho mereka itu (kecuali yang tipe buaya laknat ya!).. banyak diantara mereka yang benar-benar mencintai pasangannya dan teguh dengan komitmen, sayangnya godaan begitu kuat menerpa mereka, sementara kecenderungan dalam dirinya adalah menjelajah dan menaklukkan (apalagi kalau yang lagi puber, baik puber pertama atau yang ke dua yang katanya lebih dahsyat). Bayangkan betapa repotnya mereka menghabiskan malam demi malam bergulat untuk mengalahkan kodrat dirinya sendiri, sembunyi di WC kantor, di balik meja kerja, mengendap-endap masuk mobil untuk menghindari perempuan yang menarik hatinya dan ngacir dari parkiran buru-buru, bahkan mengucapkan 'I love you-I love you-I love you' ratusan kali saat bersama kita (bukan untuk meyakinkan diri kita tapi dirinya sendiri) itu semua untuk mempertahankan kesetiaannya pada kita. Dan ketika akhirnya dia kalah, dan berselingkuh. Masih juga digampari?? You better think twice!
Tapi untuk mereka yang jelas-jelas buaya laknat yang tiap hari cuma tahu selingkuh sana-sini, dan tak punya hati, mending lari jangan pikir-pikir lagi... kind a wasting time itu sih.

Itu menurut saya, ya Friends. Bagaimana kalian menyikapi, itu terserah.




Selasa, 15 Juni 2010

Ngiri: Kalau Menanam Pasti Menuai, Nggak Tanam? Jangan Harap!

Belakangan ini saya dibuat iriiiiiiii terus!
Yang saya ingat adalah sejak wafatnya Ibu negara Hasri Ainun Habibie, mata saya dibombardir keromantisan pasangan cerdas ini, baik melalui layar kaca maupun dunia maya. Habis itu.... belakangan sejak salah seorang teman kuliah S1 saya dulu 'menemukan' akun facebook saya jadilah kemudian saya dibanjiri teman-teman kuliah yang meng-add... senang sih... tapi.... hiks.... para senior pasang foto mesra dengan suami/istrinya, sementara junior pejeng foto mesra dengan pacar masing-masing. Lha saya?......

Memangnya kamu nggak mesra jeng dengan suami? Pasti teman-teman reader tanya begitu 'kan? Biarlah... saya bukan selebritis ini... siapa juga yang mau perduli kalau penulis novel 'The Ordinary Man' (yang masih pendiiiiiiing aja di pasaran) ternyata iri hati pada pasangan-pasangan yang mesra?
Jadi jawabnya, ya... Saya nggak mesra dengan pasangan. Itu sebabnya saya tidak pernah menulis di wall facebook mengenai kondisi hubungan kami, yang saya tulis di wall melulu mengenai bisnis saya, kondisi market, si kecil atau aktivitas umum lainnya. Bahkan meskipun iri setengah mampus saya nyaris tak pernah 'curhat' di wall bahwa saya iri dan sepi.... beuw..... tetangga tutup pagar rapat-rapat ada ibu muda kesepian! (gitu ya reaksi anda? hehe...)

Sampai suatu pagi, ketika 'keirian' itu memuncak, saya menemukan sesuatu yang nampar di facebook salah satu dosen saya. Di akhir note yang lumayan panjang, saya temukan kalimat yang kurang-lebih begini:
Jangan harapkan dicintai kalau kamu tidak mencintai

Begitu kira-kira (saya tidak mungkin copy paste kalimatnya). Saya tertampar, atau mungkin tertonjok. Benar banget tuh!!!
Gila apa saya selama ini?? Saya belum pernah menjadi pribadi yang mengharapkan sesuatu/hasil dari apa yang tidak saya lakukan/berikan/kerjakan (paham 'kan?) lantas kenapa dalam hal ini (baca: cinta) saya mengharapkan hal itu (baca: dicintai) padahal saya tidak melakukannya (baca: mencintai). Paham nggak, guys??

Saya tercenung bermenit-menit, mata saya mengulang-ulang membaca kalimat itu, sementara otak menerawang ke tahun-tahun yang sudah kami lewati bersama. Saya, kamu, dan siapapun di dunia ini seharusnya tidak meratap terus dan berdiri di muka bumi sambil mengeluh dan bertanya-tanya kenapa hari-hari terus saja terasa sepi. Ayolah....... pilih satu! Lalu cintai dia dengan sebenar-benarnya dan lihat hasilnya. Kalau terus saja meratap itu sepi nggak akan pergi. Hari harus diisi dengan; pekerjaan, semangat, dan cinta. Ya 'kan?

Nggak segampang itu bu...... kamu sendiri gimana? Pasti teman-teman tanya gitu ke saya.
Ya nggak mungkin lah saya nyuruh-nyuruh teman-teman untuk pilih satu cinta sementara saya cuma omong doang tak ada aksi. Saya juga aksi!
Baikan sama si dia, bu?
Bukan! Saya cari-cari target tuh di facebook (kalem)

DOSAAAAAAAA!
Emang.... (hihi... bercandaaaaa!)

Sabtu, 05 Juni 2010

Mau?

Cium aku....

Bukan cuma sewaktu kulitku mulus dan wangi. Bukan hanya di saat aku sehat. Bukan sekedar ketika terlihat nakal dan mengundang. Maukah cium aku sewaktu aku keriput, tak wangi, sakit, hampir mati.




Would you kiss me?
Not only when I'm a pretty lady, luxury beauty, tasty....
Not only when I'm in amazing healthy.
Nor when I am bitchy and sexy.
Would you kiss me? If I'm wrinkled totally, lost my beauty, crying, stink, dying.



Mr. BJ Habibie - Mrs. Hasri Ainun Habibie

Minggu, 30 Mei 2010

Pending, Buaya; Love Him or Leave Him?

Sedih nih.... gara-garanya novel saya 'The Ordinary Man" itu tiba-tiba di pending masuk pasar, dengan alasan yang nggak bisa dijelaskan dengan baik, selain 'pending sebentar lagi, ada masalah intern'. Hrgh... mau apa lagi?? Hiks-hiks...
Cepetan kek pendingnyaaaaaaaaa.... hwaaa-haaaa.... <=== itu nangis, bukan ketawa.
Belakangan saya susaaaah... buanget untuk posting, bukan sekedar karena sibuk, tapi juga mendadak bingung mau post apaan. Saya nggak terlalu suka post yang nggak ada maknanya, selain kalau lagi kepepet seperti sekarang ini (moga-moga jangan sering kepepetnya).

Oh iya, adik perempuan saya, setelah bertahun-tahun putus dari pacar pertamanya yang bernama sama dengan nama ayah kami (hihihi... saya sih nggak mood pacaran dengan cowok yang namanya sama dengan nama ayah, jadi kebayang mulu 'kan pas berduaan!), sekarang dapat pacar lagi yang guanteng. Persis seperti salah satu aktor beken di Filipina, dan memang doi tinggal di Filipina. Namun teman-teman, namanya juga laki-laki ya... yang nggak ganteng aja buaya, apalagi yang ganteng bak aktor?? Ya wajarlah kalau tingkahnya bikin 'heghhh!!'

Buaya bener tuh cowok, saya sih anteng-anteng saja melihat tingkah nakal calon adik ipar yang kreatif mengakal-akali adik saya hihihi.... dan cengar-cengir mendengar celoteh adik saya yang lagi-lagi dikerjai si buaya ganteng itu. Apa mau dikata? Saya cuma bisa memberitahu kalau para buaya itu jenis cowok yang pintar, kreatif, imajinatif hehehe.... Jadi saya minta jangan ambil hati dengan kenakalannya. Cuma ada dua pilihan:
  1. Kalau kamu tipe cewek yang perfeksionis, ingin semua berjalan dengan sempurna, baik, sesuai dengan peraturan dan undang-undang, menjunjung tinggi kesetiaan. Haduh.... daripada kamu struk mending leave him!
  2. Tapi kalau kamu tipe cewek yang 'whatever lah dengan what you do', selama dia nggak minta putus ya biarin... kalau kamu tipe macam itu, go on! Lanjutkan saja... kamu pasti nggak akan ambil pusing dengan 'keonaran' yang dia buat, kamu nggak akan sakit hati lagi-lagi dikerjai si buaya, justru adanya kamu malah ketawa diam-diam karena sebenarnya tingkah dan akal-akalan mereka itu kekanak-kanakan dan kocak. (Kekanak-kanakan dan kocak?? Frau, you must be joking!!! Sakeeeeet ni hati!) Kalau dia ketahuan bikin onar, marahlah (pura-pura), tapi sebenarnya kamu nggak ambil pusing.
Kalau saya pribadi lebih memilih menyingkir jauh-jauh dari para pria yang saya masukkan ke kategori buaya, yang nggak buaya saja kadang-kadang bertingkah bak buaya, apalagi yang jelas-jelas masuk kategori buaya ya? Saya pikir semua perempuan suatu hari nanti akan merasakan dihianati oleh suami paling tidak satu kali seumur hidupnya, fardhu 'ain hukumnya, tidak ada yang bisa menolak dari kewajiban itu (huh? Dihianati kok kewajiban??). Bagi saya cukuplah jatah yang sekali seumur hidup dan wajib itu (kenapa jadi mirip pergi haji ya?) , saya nggak mau jadi yang tiap minggu merasakan disakiti.
Bagi saya berhubungan dengan buaya itu kind of wasting time, lagi pula saya selalu menuju relationship yang serius, hmm... bukan berarti berhubungan dengan buaya tidak bisa dikatakan serius. Buaya bisa saja serius dengan kamu, tapi... ya jangan heran kalau dia punya hasrat berkobar untuk coba-coba menaklukan cewek-cewek cantik dan menarik di matanya.

Buaya yang serius biasanya hunting-hunting, buru sana-sini cuma untuk uji pesona mereka saja, bersenang-senang atau jajal sensasi rasa baru, kalau ketahuan mereka langsung sujud di kaki kamu minta ampun, tapi nggak aneh kalau minggu depan dilakukan lagi acara hunting itu.

Ada yang bertanya pada saya apakah seorang buaya darat suatu hari nanti akan insaf?
Meskipun beberapa hari lalu di Yahoo saya membaca artikel tentang beberapa buaya Hollywood yang akhirnya bertekuk lutut pada satu wanita dan mereka punya anak (atau banyak anak). Tapi I'm not sure, sebelum si dia insaf bisa jadi kamu kena serangan jantung duluan, atau sakit jiwa. Eh... jangan pikir dengan saya menyebut sakit jiwa itu berarti gila ya... Sakit jiwa 'kan macam-macam, kehilangan kepercayaan terhadap semua laki-laki, curigaan, rendah diri yang parah, atau malah takut menjalin hubungan. Kalau kamu perempuan tipe 1 di atas, itu bisa saja terjadi.
Nah kalau saya.... diakalin buaya sekali saja sudah kapok dan mengutuk-ngutuki... Malahan, kalau nggak malu saya mau bikin komunitas "Bunuh Buaya Darat" atau "Gerakan Perempuan Menyantet Cewek Perebut Pacar/Suami Orang".
Big NO deh untuk para Bitch dan Buaya!

Kalau kamu?

Minggu, 23 Mei 2010

Tips; Melepaskan Diri dari Dia yang Sudah Lari

ku tahu kamu pasti rasa
apa yang ku rasa
ku tahu cepat atau lambat
kamu kan mengerti

hati bila dipaksakan
pasti takkan baik
pantasnya kamu mencintai
yang juga cintai dirimu cuma kamu

reff:
lepaskanlah ikatanmu dengan aku
biar kamu senang
bila berat melupakan aku
pelan-pelan saja

tak ada niat menyakiti
inilah hatiku
pantasnya kamu mencintai
yang juga cintai dirimu
cuma kamu

Hai teman, kamu pernah merasa stuck sama seseorang, nggak bisa melupakan dia, dan yakin benar bahwa dia adalah jodoh kamu, meskipun pada faktanya dia sudah dimiliki orang lain. Salah satu orang dekat saya sedang mengalami problema ini, dan akhirnya teman dari orang dekat saya itu minta saya menulis artikel ini; tentang bagaimana melepaskan diri dari jeratan orang yang nggak bisa kita miliki lagi.

Sejak si teman itu minta saya menulis ini, saya terus menunda-nunda tulisan ini, saya mikir... merenung, mencari ide, karena sebenarnya saya bukan orang yang berpengalaman dalam bidang ini, hehe... Tapi setelah sekian lama bertapa, saya pikir nggak ada gunanya saya tunda terus, jadi saya akan tulis seadanya yang saya tahu.

Kalau menurut saya pribadi, untuk tahu dia jodoh kita atau bukan, kayaknya banyak kode-kode alam yang bisa kita lihat. Salah satunya waktu dan kondisi dia. Jadi begini maksud saya... kalau kamu mencintai seorang perempuan, dari perempuan itu masih bau kencur sampai sekarang sudah besar, dan belum juga ada tanda-tanda bahwa dia bakalan mau kawin sama kamu. Itu adalah salah satu kode alam bahwa kalian nggak jodoh.

Kode alam ke dua; apalagi kalau dia kawin sama orang lain! Aduh.... cuma bikin penyakit kalau kamu bertahan, berharap sambil menunggu suami si dia ketabrak truk. Itu mungkin saja terjadi, tapi kapan? Bisa jadi pasangannya inceran kamu itu berumur panjang, bisa jadi juga hubungan mereka ever after, simpelnya; bisa jadi si dia nggak akan jadi janda. So, buat apa wasting time?

Saya sudah baca tips di internet tentang bagaimana cara melupakan mantan, dan semuanya bakal nggak mempan untuk diterapkan pada si orang terdekat saya itu (dan mungkin juga kamu?). Di antara tips-tips itu:

  1. Cari kesibukan. Gue udah sibuk banget, tapi di pelupuk mata si dia terus saja terbayang. Kurang sibuk apa gue? Bangun subuh, pulang kerja tengah malam!
  2. Mendekatkan diri ke keluarga. Bagaimana caranya sih? Ketahuan juga gue merantau di negeri seberang (Malin Kundang kaleee), telepon bisa, smsan bisa, Facebookan emak gue nggak bisa, lha kalau ketemuan tiap hari? Emang gue Doraemon?? "Pintu kemana saja!!"
  3. Simpan semua barang kenangan dalam kotak. Bukan cuma dimasukkin ke kotak, udah gue masukkin gudang, gue kunci dan gue telan itu kunci gudang! Tapi kenangan di hati dan dipikiran 'kan terus ada. Kata lagu dangdut; "Kenangan Tak kan hilang... terkenang selamanya. Kenangan tak kan lekang, terpaut dalam jiwa..."
  4. Saatnya berolahraga. Rasa-rasanya ini tips paling bodoh.... nggak usah lagi patah hati, pasti gue lakukan olahraga tiap hari, dalam suka maupun duka, lantas apa hubungannya melakukan olahraga dengan melupakan mantan?
  5. Bersyukur, berusaha, dan berdoa. Bagaimana maksudnya sih mbak?..... Bersyukur? Sudah tuh... syukur gue lebih cakep dari suaminya si dia. Berusaha; berusaha merebut dia gitu? Berdoa; berdoa supaya mereka cerai ya?? Nggak mutu nih tipsnya!
Tuh 'kan... di-smash semua tips-tips itu? Tapi tenang, saya masih ada satu tips lagi; CARI PENGGANTI. Pasti mau buru-buru bilang; "Dia tak tergantikan!"
Jadi manusia itu jangan sombong ya... (sombong itu pakaian Tuhan), mana ada manusia tak tergantikan? Apanya yang tidak bisa diganti?

Kecantikannya? Secantik apa sih dia? Dan kalau ternyata kamu mencintai dia sekedar karena kecantikannya, saya yakin cinta itu nggak akan abadi dan bisa digantikan dengan sosok cantik yang lain.

Kebaikannya? Begini ya mas.... perempuan itu sebenarnya 'mewarisi' sifat lembutnya Tuhan, walau bukan Maha Lembut ya... jadi pada dasarnya perempuan manapun punya sifat baik, apalagi terhadap orang-orang yang dia sayangi. Kalau kamu jadi sama inceran kamu itu, dia tentu cinta dan baik sama kamu, sekalipun kamu jadinya dengan perempuan lain, tentulah perempuan itu akan baik dan lembut sama kamu. Jadi, kalau kamu sudah mendapatkan hati seorang perempuan, maka andai dia perempuan paling canggih di dunia ini sekalipun akan bersifat lembut dan baik sama kamu. Iya toh? Okelah tiap perempuan punya kadar baik dan kelembutan yang berbeda-beda, silakan cari yang kadarnya sesuai selera kamu itu, jangan bilang nggak ada! Pasti ada.

Kecerdasannya? Ayolah.... masih ada banyak perempuan cerdas di era sekarang. Itu bukan alasan yang cukup kuat untuk kamu mengharapkan istri/pacar orang.

Kesalihannya? Begini mas... perempuan salihah tidak akan selingkuh dari suaminya, jadi sebaiknya kamu lupakan dia dan kejar yang lain. Nah kalau dia belum menikah dan masih dalam proses pacaran, perempuan salihah saya pikir menyimpan kesetiaan sejak masih pacaran. Jangan bilang si dia itu perempuan salihah kalau kamu godain dan dia masih tergoda, kalau itu yang terjadi saya tetap akan mengusulkan kamu cari perempuan lain untuk dinikahi, daripada suatu hari nanti si salihah itu selingkuh dari kamu.

Kombinasi dari semua itu? Jadi.... si mantan kamu itu cantik-cerdas-baik dan lembut-juga salihah? Makanya kamu sulit melupakan dia dan tetap mengupayakan dia kembali?
Saya paham deh kalau begitu... Tapi coba pikir begini; kalau kamu pernah memiliki si dia; seorang perempuan cantik yang cerdas dan salih tapi dia lepas, itu berarti kamu pernah melakukan kesalahan 'kan? Sehingga si cerdas itu lari? Kalau kamu sudah habiskan bertahun-tahun untuk membujuk dia kembali dan nggak berhasil... well... relakanlah! Ambil pelajaran, berjanjilah untuk tidak mengulangi kesalahan itu lagi pada pasangan kamu selanjutnya.

Tenang saja, perempuan cantik-cerdas-baik dan lembut-juga salihah pasti masih ada lagi di dunia ini selain dia. Jadi... Happy haunting-lah!
Jangan pernah bilang sama saya perempuan macam itu nggak ada lagi, dia ada, mas.... cuma kamunya yang terlalu rewel dan menutup mata juga hati, kamunya saja yang terlalu keras kepala. Coba deh buka diri.. cari si dia yang punya karakteristik macam itu, setelah ketemu yang macam itu lalu besarkan jiwa untuk menerima bahwa perempuan model itu ternyata ada duanya, pacari dia. Mungkin awalnya kamu cuma sekedar suka, tapi kalau kamu serius pasti perasaan di hati kamu bisa menguat. Setia dan fokuslah sama dia, sambil menjaga diri untuk tidak mengulangi kesalahan yang dulu. Pasti berhasil!

Terkahir; berusahalah dengan baik, tapi jangan memaksakan buru-buru menikah kalau cuma untuk menyaingi si mantan. Well... pelan-pelan saja....


Rabu, 19 Mei 2010

Tak Punya Sahabat? (Curhat Mode On)

Angel

Meskipun saya suka menulis dan nyuruh-nyuruh orang untuk belajar memahami yang terjadi di dunia dengan sudut yang lain dari vision yang kita miliki, tapi saya bukan orang yang benar-benar 'sehat' secara psikologis sebenarnya. Meski saya banyak dimintai nasihat dan dijadikan tempat curhat, tapi saya belum sepenuhnya 'waras'. Hehe.... tak ada yang tahu ya?

Salah satu yang nggak beres dari diri saya adalah masalah pergaulan. Hmmh... bukan saya anti sosial ya.. Di setiap level kehidupan saya selalu dikelilingi banyak orang, entah bagaimana bisa begitu, mungkin itu perpaduan dari tanggal lahir dan nama saya. Soalnya kalau saya iseng ikut kuis-kuis di internet yang membaca dari tanggal lahir dan nama pasti resultnya; banyak orang di sekeliling kamu, kamu disukai orang banyak, dan hal-hal macam itu.

Saya makhluk sosial, baik di dunia maya (kecuali chatting, deeeh... males banget) maupun nyata. Saya suka bertemu dengan kenalan saya di komunitas bisnis, saya suka hang out bareng teman kerja, atau di komunitas dan grup tertentu di mana saya bergabung di dalamnya. Begitu ramainya kehidupan saya selintas lalu, padahal sebenarnya saya TIDAK PUNYA SAHABAT.

Tidak ada sahabat, itu dengan sangat sengaja saya pilih, dengan sesadar-sadarnya. Kenapa saya lebih memilih hidup berteman namun tidak bersahabat bukan cerita menyenangkan untuk dikenang, tapi saya coba tulis di sini semoga ada pelajaran yang bisa dipetik.

Semasa SMP saya punya dua orang sahabat, sebut saja namanya Rosa dan Ida. Rosa cantik bukan kepalang, persis mawar beludru yang mewah. Ida juga cantik, rendah hati dan hatinya begitu lembut sampai-sampai dia cenderung terlihat cengeng. Kami berbagi apapun mulai dari hal besar hingga hal paling pribadi yang tak akan bisa kita bagi pada siapapun lagi. Sampai saya pernah berucap mereka adalah belahan jiwa saya.


Semua yang paling manis itu berubah jadi paling pahit, ketika bertahun-tahun kemudian akhirnya Rosa memacari pacar saya. Entah berapa lama dua orang terdekat saya itu berhianat, ketika akhirnya pacar saya memutuskan memberitahu mengenai orientasi hatinya yang menyimpang ke tetangga, Rosa menangis di depan saya mohon ampun. Apa mau dikata? Saya punya andil dalam penghianatan mereka,' kan saya yang minta pacar saya untuk akrab juga dengan para sahabat saya, saya juga nyuruh pacar saya nginap di rumah sakit sewaktu Rosa sakit parah, saya selalu minta Rosa menengahi kalau kami berantem. Intinya saya yang mendekatkan mereka, kalau lantas tumbuh rasa cinta di hati mereka, masak saya mau egois menyalahkan mereka berdua saja?

Saya memaafkan, di mulut, namun sejujurnya, saya adalah tipe orang yang memaafkan apapun kecuali penghianatan. Saya nggak kuat melihat kebersamaan sahabat saya dengan pacar saya, saya pergi. Sejak saat itu saya tidak punya sahabat. Hmmm... saya punya teman dekat sih di SMA namanya Rhenna, tapi tidak sekuat jalinan batin saya dengan Rosa dan Ida. Kedekatan saya dengan Rhenna tidak sampai pada tahap saya mau mengorbankan apapun seperti yang saya berikan pada Rosa dan Ida.

Begitu kondisi saya, sampai bertahun-tahun kemudian seorang perempuan menggugah hati saya. Dia kecil, mungil, cerewet setengah mati dan PD ampun-ampunan. Namanya... Kita sebut saja dia Kate. Saya bertemu Kate di kampus sebagai sesama mahasiswa baru, saya tersentuh dengan kecerewetan dan keterbukaannya, dia berasal dari salah satu kota di Papua. Selain Kate, di Jurusan teknik Sipil angkatan 2003 cuma ada saya, dan dua perempuan lagi, sebut saja Vie dan yang satu lagi... haduh... -susah banget sih cari nama- sebut saja Lala.

Saya kasihan sama Kate yang mengeluh kangen pada keluarga dan pacarnya, saya melihat ekspresi wajah dan juga ke dalam matanya. Kalau nggak malu, Kate pasti sebenarnya pingin merengek dan nangis, dalam hati saya iba... ya ampun... ini baru hari pertama kuliah setelah Masa Orientasi berlalu. Saat itu juga saya bertekad untuk jadi pengisi hari Kate, biar kate nggak kesepian, biar dia kuat dan nggak merana begitu. Biar tak muncul lagi ekspresi yang saya lihat begitu mengenaskan. Saya juga berpikir tak akan ada tragedi perebutan pacar lagi di sini, toh saya nggak punya pacar.

Dengan cepat kami berempat jadi begitu akrab, tak terpisahkan, jadi F4 di Jurusan itu. Sama-sama tertawa keras, sama-sama ganjen, sama-sama suka usilin teman-teman cowok, pokoknya seru. SERUUUUU banget! Saya pikir itu masa-masa paling indah di hidup saya. Saya nggak hiperbolis lho.... Kami senang.
Kate dengan pacarnya yang jauh di kampung halaman
Vie punya pacar yang kuliah di kampus lain yang nggak jauh dari kampus kami
Lala kemudianmemacari senior di kampus kami tapi di jurusan yang berbeda
Aku... aku disibukkan dengan mantan pacar yang merengek minta balik, dan seorang pria tampan yang sempurna yang belum bisa saya jatuhi cinta sepenuhnya. Complicated saat itu urusan romantisme saya. Belum lagi para cowok di fakultas yang heboh meramaikan hari dan hati saya juga.

Semuanya mulai berantakan ketika Lala yang lugu melakukan kesalahan seperti yang saya lakukan dulu terhadap Rosa dan pacar -mantan pacar- saya; mengakrabkan pacar pada sahabat. Well... kita sebut saja Dudi untuk nama pacar Lala. Dudi bergabung bersama kami, tiap hari... betul-betul tiap hari, berjam-jam. Kelainan mulai terjadi, cara Dudi menatap saya, cara Dudi berkomentar, caranya memperhatikan.
Kelainan itu berlanjut hingga cara Dudi mengirimi sms-sms dan ucapannya saat menelepon saya. Kate menyadari perubahan itu, Vie juga. Setelah Dudi makin kelewatan, akhirnya aku, Kate, dan Vie memutuskan memberi tahu Lala bahwa Dudi adalah pecundang yang sedang mencoba merayu aku. Sayangnya kami bertiga juga menyadari Lala adalah tipikal cewe keras kepala yang saat itu masih sulit mendengar masukan dari orang, dan sangat percaya bahwa pacarnya adalah tipe setia dan tulus, jadi kami harus mempersiapkan banyak bukti. Kate dan Vie meminta aku menyimpan semua sms rayuan Dudi.

Sms rayuan Dudi memang kuat membuktikan bagaimana perasaan Dudi pada saya, kata-kata kangen, pujian, puisi, dan bahkan dia memanggil saya dengan sebutan 'tuan puteri'. Kate yang temperamen makin hari semakin tidak bisa menyembunyian kebenciannya pada Dudi yang sudah menghianati Lala. Lala yang belum ngerti kondisi cuma paham Kate makin hari makin membenci pacarnya dan tak habis pikir akan hal itu. Puncaknya, suatu siang di kosan Kate, Kate dan Lala sempat bersitegang dan adu mulut. Aku dan Vie menengahi dan membujuk agar Kate sabar.

Proyek pembuktian kebejatan Dudi berakhir ketika teman kami, sebut saja Wino yang dulu mengenalkan Dudi pada Lala mencium gerakan proyek rahasia kami ini. Suatu hari Wino bicara dari hati ke hati, meminta saya menghentikan proyek kami itu, karena kalau terjadi keributan antara Lala dan Dudi, pasti dirinya yang pertama kali merasa bersalah. Well... saya pernah bilang 'kan kalau saya ini mudah iba pada orang? Sialnya siang itu saya iba pada Wino. Dan akhirnya membujuk Kate dan Vie untuk menyudahi ini semua, apalagi kemudian tak lama berselang Dudi dan Lala putus karena tidak direstui keluarga Lala. Simcard penuh bukti rayuan Dudi saya singkirkan dari ponsel.

Sialnya tak lama kemudian ada orang yang memberi tahu Lala kalau dulu Dudi pernah 'nembak' saya semasa masih pacaran dengan Lala. Lala bertanya dengan ekspresi tegang dan menuntut kejujuran saya. Awalnya saya tutupi kebejatan mantan pacarnya itu dengan pertimbangan buat apa membuat luka? Toh mereka sudah putus. Tapi Lala nggak percaya dan mulai emosional. Saya mengakuinya, Lala kemudian meminta Dudi datang ke kampus.

Itu hari terburuk dalam sejarah hidup saya yang tak akan pernah bisa saya lupakan (lebih buruk dari hari di mana saya nyaris diperkosa orang). Yang tak akan pernah bisa saya hapus dari ingatan. Yang rasa sakitnya tak pernah berhasil saya hilangkan. Sungguh saya tak mau terus sakit akibat kenangan hari itu, saya coba memaafkan dan biarkan... namun nyatanya rasa sakitnya begitu dalam.

Dudi menyangkal semua tuduhan, justru dengan kemampuan olah kata yang dimiliki Dudi yang selalu diacungi jempol oleh siapapun yang mengenalnya, dipadu dengan kepiawaian aktingnya yang terasah karena dia bergabung bertahun-tahun di teater kampus kami, Dudi memutarbalik semua yang terjadi. Saya diposisikan sebagai orang yang nggak paham membaca sikap Dudi, orang yang ke ge-eran, orang yang justru mencoba menarik perhatian Dudi dan bukan sebaliknya.

OMG, benarkah saya ke GR-an? Lalu kenapa Kate bisa merasakan kejanggalan sikap Dudi, begitupun Lala? Kenapa Kate bisa sampai ngamuk siang itu di kosannya karena sudah tidak tahan memendam benci? Kenapa Dudi bilang kangen ke saya dan tidak ke para sahabat Lala yang lain? Kenapa dia menyebut saya 'sayang', 'puteri' dan kenapa dia pernah bilang ke saya bahwa suara saya adalah jenis suara yang ideal di telinga dia dan dia harapkan kalau punya pacar ya yang punya suara seperti suara saya. Kenapa dia bisa membaca ekspresi saya, cara saya duduk, saat saya melamun dan bagaimana dia bisa berkata 'aku tahu kamu punya banyak masalah, sini-sini... datanglah...bagilah ke aku...'
Dan bahkan sampai-sampai ayah saya juga pernah mengira kalau Dudi itu pacar saya, dan -untungnya- tanpa pernah bicara banyak dengan Dudi ayah saya menilai bahwa Dudi bukan tipe yang baik.

Mana buktinya kalau Dudi yang merayu saya dan bukan sebaliknya?
Saya sudah tidak tahu kemana Simcard itu.
Jadi siang itu untuk pertama kalinya saya melihat makhluk paling munafik meneriaki saya, menggebrak meja di depan muka saya, menatap saya dengan jijik dan penuh kemunafikan, menyimpulkan saya adalah perempuan kesepian yang mencoba merayu pacar sahabatnya. Saya tak bisa membuktikan apapun, dan yang membuat lebih buruk adalah kenyataan bahwa Kate dan Vie cuma terdiam menonton saya, Lala dan Dudi saling berteriak. Mereka berdiam diri melihat saya dipecundangi, diperlakukan bak pelacur yang ketangkap basah oleh Satpol PP.

Setelah menit-menit panjang mengerikan dan penuh emosi, saya hanya bisa mengatakan kalimat akhir sekaligus penutup; 'Dudi, elo boleh menyangkal ini semua, tapi hati lo yang paling dalam tahu apa yang terjadi sesungguhnya. Hati lo yang paling dalam tahu betul, dan nggak akan pernah bisa bohong. Ingat itu, Dudi.'

Ya Tuhan.... syukur saya nggak jatuh cinta pada Dudi.
Syukurlah saya nggak pernah suka sama dia. Karena dia bukan jenis pria yang bisa menjadi suami. Okelah dia bergelar Sarjana Ekonomi, tapi 'kan untuk menjadi suami bukan sekedar dibutuhkan titel, tapi loyalitas, dedikasi, kebesaran hati, ke ksatriaan jiwa yang mau mengakui kesalahan dan minta maaf atas kesalahan yang diperbuatnya. Dan yang terpenting; kejujuran.

Itu pengalaman besar saya tentang salah membaca orang; Dudi itu rajin shalat, mudah bergaul, bertampang lumayan, tinggi berkisar 175 cm, dan sangat menyayangi ibunya yang sudah menjanda, punya tatapan yang membuat siapapun iba pada saat dia sedang berduka.
Seperti saya salah membaca Rosa yang saya pikir nggak akan berbuat selayaknya bitch, tahunya dia mencium pacar saya dibelakang punggung saya; dia lembut, putih, pendek, kecil, sedikit gemuk, terlihat lemah, berjilbab, alim.

Lhaaaa..... 'kan bukan itu inti postingan ini. Intinya adalah bahwa saya akhirnya nggak punya sahabat. Seusai tragedi Dudi menyangkal, Kate dan Vie cuma berdiam diri, Lala nggak percaya sama saya, saya menarik diri dari pergaulan kampus.
Dan ketika akhirnya saya menemukan kembali Simcard berisi bukti kebejatan Dudi, saya bicara pada Kate dan Vie bahwa saya akan menunjukkan bukti-bukti itu pada Lala supaya Lala mau percaya lagi sama saya, supaya nama saya kembali bersih. Tapi Kate malah bilang; 'udahlah... lupain aja, kasihan Lala'. Saya terhenyak, mereka kasihan pada Lala kalau kita tunjukkan bukti itu. Tapi kenapa nggak kasihan pada saya yang harus diposisikan sebagai orang tercela selamanya??

Itu hari terakhir saya bicara panjang pada Kate dan Vie.
Sisa hari-hari saya menjalani kuliah di kampus tercinta, setiap bertemu dan memang harus selalu bertemu mereka, yang saya keluarkan hanya sapaan 'hai', kadang hanya senyuman sekilas, atau menjawab kalau mereka bertanya.

Hingga kini saya belum punya sahabat. Dan merasa nyaman dengan itu.
Saat saya menghadapi masalah yang tak bisa dibagi dengan teman bergaul, saudara atau anggota keluarga lain jadilah saya menghadapi masalah itu sendirian, saya berdebat dengan diri saya sendiri, lalu menimbang-nimbang dan berdiskusi dengan diri saya sendiri. Terkadang saya membuat diagram SWOT untuk menganalisa masalah itu. Akhirnya menemukan jawaban atas permasalahan-permasalahan saya.

Saya memang beredar di masyarakat, bergaul, ngobrol, nongkrong di SenCi, FX, atau tempat gaul lainnya. Saya mendengarkan orang yang curhat dan memberi masukan. Tapi saya tak membiarkan mereka masuk lebih dalam ke hidup saya. Saya tak ingin direpotkan lagi. Di hidup saya, setiap makhluk yang mampu menembus barigade saya, dan akhirnya masuk lebih dalam, lalu menyandang status sebagai 'orang-orang terdekat', yang saya rasakan kemudian hanya membawa kepelikan, masalah, sakit, dan tekanan.

Mau sampai kapan saya begini? Saat ini saya belum mau merubahnya, saya adalah seorang ibu, dan wanita dengan long distance relationship yang pelik sehingga bisa dikatakan saya single parent, saya hadapi masalah anak dan rumah sendirian, saya punya keluarga besar yang point of view-nya bertentangan dengan saya dan cukup memusingkan, saya punya perusahaan yang sedang merangkak dan prestasinya terus menanjak, saya sedang mengejar satu bisnis lagi yang merupakan obsesi, dan September nanti saya akan kembali jadi mahasiswa. Well... lihat 'kan? Saya sudah punya banyak urusan untuk diurus, mohon maaf tidak dibuka lowongan 'Sahabat' untuk mengirimi saya seabrek masalah lain saat ini. Entah suatu hari nanti.

Bagaimana dengan sahabatmu, teman? Sempurna ya?
Good luck
dengan sahabatmu! Wish you are forever soulmate.

Senin, 17 Mei 2010

Good side of 'Kepepet'


Penyakit sulit tidur saya mendadak kambuh malam ini, padahal badan capek karena setengah harian jalan-jalan sama si kecil, ke Al-Azhar, dilanjutkan acara puter-puter di Senayan City. Tapi sedang lelah begini itu penyakit justru kambuh, bikin keki....
Curhat ke teman-teman, suggest-nya; 'coba minum teh manis panas', 'itu mau flu kali.. minum obat flu aja gih!', 'baca do'a-do'a biar tenang hatinya', 'minum susu anget-anget kuku.'
Saya cobain tuh....
Minum teh panas, nggak mempan.
Minum obat flu, teteeeeuuppp..... belum ngantuk
Baca do'a-doa... yah... malah makin semangat, bikin inget obsesi dan mimpi yang belum kesampaian.
terakhir minum susu anget kuku... jadi total dua gelas minuman panas saya tenggak.. kembung adanya!

Saya jadi ingat obrolan dengan Pak supir taxi di perjalanan pulang dari SenCi tadi sore. Si Pak Supir bawa itu taxi agak kelewat ngebut dan temperamen (lagi datang bulan kali ya?) dia kesal setiap ada insiden yang membuat mobil berpepetan dengan taxi, bahkan sepasang ibu yang melintas di depannya saat dia asoy geboy juga membuatnya kesal dan mengeluh. Kontras dengan keramahan dia sewaktu security SenCi membukakan pintu taxi untuk saya, dan dia menyambut dengan suka cita; "Selamat Sore ibu, sudah nyaman duduknya? Mau ke mana?"
Itu membuat saya bertanya; "sudah berapa lama bawa Taxi, pak?"
"Totalnya hampir 1 tahun, bu." Bikin saya berpikir kenapa SOP perusahaan-perusahaan jasa tidak membuat kebijakan; panggil lah klien dengan sebutan 'ibu' kalau dia perempuan 30-an, dan panggil klien dengan sebutan 'mbak' kalau dia dibawah 30 meskipun dia menggandeng balita.
"1 Tahun ya? Oh... Lumayan ya..." komen saya, basa-basi.
"Tapi sebelumnya di perusahaan Taxi yang lain," sambung dia, saya mengangguk saja.
"Berarti baru di perusahaan taxi yang ini?" tanya saya iseng.
"Begitulah.... Bukan cita-cita."
"Maksudnya?" kejar saya, kali ini benar antusias.
"Siapa sih bu yang bercita-cita jadi supir taxi? Ini kan pekerjaan kepepet aja.... Karena sulit cari pekerjaan lain."

Hmm... Pekerjaan kepepet katanya.
Saya prihatin kepada orang-orang yang sedag 'kepepet', selaluu... saja begitu, dan otomatis saya prihatin pada Pak supir taxi itu. Tapi kali ini hati saya berbisik, untung saja ada banyak orang yang kepepet dan akhirnya jadi supir taxi. Coba kalau nggak ada yang mau, atau sedikit sekali yang mau. Barangkali saya di SenCi tadi harus menunggu berjam-jam untuk bisa meletakkan pantat saya dan si kecil di jok taxi yang empuk dan adem, atau mungkin harus adu cepat dengan calon penumpang lain.
Saya jadi ingat, sewaktu berangkat menuju Al-Azhar, dalam rangka bertemu seorang pengusaha percetakan kawakan yang mengundang saya makan siang -dan untungnya tak keberatan saya membawa si kecil- awalnya saya dan si kecil naik metro mini. Saya jenis orang yang tak masalah naik angkot kalau kendaraan di rumah nggak ada yang nganggur dan naik taxi kalau kepepet saja. Sayangnya itu metro mini jalan lelet... bangedh!! Ngetem melulu lah.. padahal saya sudah hampir terlambat menemui Pak Pengusaha itu. Wajar dong ya itu metro mini ngetem melulu, dia 'kan cari penumpang, harus kejar setoran, karena memaklumi hal itu maka saya bergegas menggendong si kecil dan cabut, turun dan menyetop taxi pertama yang melintas. Situasinya tentu kontras; empuk, adem, dan cepat. Saya tiba di depan Pak Pengusaha dengan tepat waktu, dan segar (sempat touch up kilat sebelum turun dari taxi).

Coba bayangkan kalau tidak ada orang-orang yang merasa 'kepepet' seperti Pak Supir taxi yang saya tumpangi dari SenCi itu. Sewaktu saya memburu waktu, pasti pilihan terbaik adalah ojek. Kan nggak mungkin dong kalau saya mau ketemu pengusaha kawakan atau pejabat terus naik ojek yang saya pesani; 'ngebut ya bang!' set dah..... kayak apa rupa saya begitu tiba dihadapan beliau?
Saya teringat sewaktu saya aktif bekerja di perusahaan finansial di salah satu gedung yang saya excited banget bisa ngantor di gedung itu, hampir tiap hari saya harus presentasi di tempat klien, dan kalau mobil kantor sedang keluar semua, saya harus naik taxi. Kebayang 'kan gimana jadinya kalau Taxi itu cuma sedikit? Kan nggak lucu saya harus ngebut ke kantor klien numpak ojek....

Jadi, jangan deh rendah diri dengan apa yang ada di diri kita sekarang ini. Apapun itu pasti ada gunanya buat orang lain 'kan atau paling tidak untuk diri kita pribadi. Ya mungkin ada sisi buruknya, tapi pasti ada baiknya. Bahkan di kegelapan ada remang cahaya (contoh: pas mati lampu 'kan gelap tuh, orang-orang pasti nyalain lilin) hahaha...... Ngaco ya?

Ditulis semalam,
Dientri siang ini.



Sabtu, 15 Mei 2010

UNIVERSITAS; Negeri atau Swasta Sama Saja

Deeeeuuhh.... yang lagi mellow, termenung depan komputer dengan mata berkaca-kaca, gara-gara nggak diterima UI, didepak UGM, ditolak Undip, dilepeh UNSoed, ditendang ITB? Ya sudahlah.... Ngapain sih sedih gitu?? Apalagi pake acara mau bunuh diri segala. Haduuuuh.... Sayang-sayang dong... belasan tahun jungkat-jungkit shalat, bolak-balik ke gereja, sibuk ngepelin Wihara, Pura atau klenteng, kalau akhirnya bunuh diri. Nih, baca dulu ulasan saya mengenai Universitas Swasta.

Ada juga teman-teman (atau adik-adik ya? Secara saya 'kan udah tuwir dibanding lulusan SMA) yang senang tapi sedih (hngg.. gimana tuh?), gara-gara diterima Universitas Negeri impian tapi ternyata uang masuknya mahal banget?? Yah.... Inilah salah satu resiko hidup di negara Republik kita. Saya tahu kok... sepupu saya yang ganteng tahun ini lulus SMA dan diterima UI, uang pangkalnya 13 juta, harus dibayar selambatnya Agustus 2010. Mahal ya? Itu yang kelas reguler lho... Dan saya juga diterima Universitas Indonesia untuk S2 Teknik Sipil, uang DP-nya 16 juta dan cuma dikasih waktu 1 bulan untuk membayarnya (dikira saya juragan jengkol apa?)

Gini deh.... coba buka hati, mata, pikiran untuk melirik Universitas Swasta yang bagus dan bermutu. Sebab.....
  1. Lihat di brosur atau situs mereka, biasanya Universitas Swasta majang nama-nama dosen pengajar mereka. Dosen mereka bergelar M.Sc, P.hd kok!!! Salah satu Universitas Swasta bagus yang saya kenal (ralat: tempat saya dapat gelar S1) malah mencantumkan pula dari mana dosen-dosen tersebut mendapat gelarnya; dari ITB, UI, UGM, tapi kebanyakan dari Universitas luar negeri (Leiden, Manchester, Liverpool, lha.... ini kayak bundes liga jadinya). Jadi buat apa minder kuliah di swasta?? Orang yang ngajar aja master-master dan doktor lulusan luar negeri! Pasti bahan yang mereka ajarkan adalah ilmu yang mereka peroleh dari Universitas keren beken itu kan?? Hayo... kenapa minder??
  2. Lihat Akreditasi Universitas Swasta itu, untuk info kalian ya... Setiap 4 tahun sekali, setiap jurusan di Universitas harus di akreditasi ulang. Untuk mendapat Nilai akreditasi A itu suessssssaaaaahhhhh dan kuetaaaaat buanget! Percaya deh... Karena semasa saya kuliah saya pernah direkrut Ketua Program Studi (Kaprodi) saya untuk mengurusi borang akreditas ulang jurusan Teknik Sipil. Jadi teman-teman silakan mendaftar di Jurusan impian kalian di Universitas Swasta, tak apa... jangan minder. Carilah yang mendapat akreditasi B, sukur-sukur kalau A, itu berarti sekelas dengan Jurusan di Universitas Negeri yang sudah menolak mentah-mentah kalian.
  3. Dosen Swasta cenderung mengajar seolah mereka menghadapi anak SMP/SMA (terutama dosen Teknik dan MIPA). Itu dikarenakan mereka berpikir bahwa mereka sedang menghadapi 'anak-anak buangan', jadi dosen selalu mengajar detail, step by step dengan rinci. Bahkan ada dosen yang nyuruh maju tiap mahasiswa di kelas, dan mengajarinya di papan tulis dengan telaten. Nggak percaya? Ya terserah....
  4. Lihat lagi di brosur atau situs Universitas swasta inceran kamu, biasanya mereka memajang alumni yang sudah sukses. Alumni di Universitas saya ada yang menduduki jabatan strategis di Garuda, dan di beberapa perusahaan besar yang penting di negeri ini. Banyak juga yang bisa masuk Departemen teman bapak saya kerja, yang seleksinya rumit dan ketat sekali. Sukses itu hak tiap orang yang mau meraihnya. Bukan sekedar hak alumni Universitas negeri. Percaya deh kali ini sama saya!
  5. Salah satu Manajer Proyek perusahaan kontraktor terkenal di Indonesia berkata bahwa dia lebih suka ambil insinyur-insinyur dari Universitas tempat saya kuliah S1 (swasta), karena bisa kerja tapi nggak sombong, down to earth dan selalu mengira dirinya kurang pintar sehingga selalu mau belajar sendiri atau menuntut ilmu dari atasannya di kantor dan bertindak hati-hati. Sementara alumni Universitas Negeri yang beliau rekrut cenderung merasa sudah pintar dan akhirnya sempat melakukan kecerobohan fatal di proyek. Kenapa begitu? Mahasiswa baru lulus memang tahu banyak teori, tapi awam tentang praktek kerja di lapangan, sehingga kalau baru terjun ke dunia kerja tapi merasa pintar ya wajar kalau sempat bikin kesalahan. Jadi, tenang saja... fresh graduate nantinya di kantor/dunia kerja tetap ditempa dan harus banyak belajar lagi. Jangan takut bersaing dengan lulusan Universitas Negeri.
  6. Universitas swasta yang bagus ada yang lebih murah dari Universitas Negeri. Tapi jangan dikira kwalitas mereka murahan, coba periksa sejarahnya, siapa yang mengajar, atau bahkan siapa yang memiliki Yayasan dari Universitas tersebut.
  7. Di Universitas swasta juga banyak beasiswa kok.... Selama saya kuliah S1 saya cuma bayar Uang Pangkal, selanjutnya saya terus dibiayai beasiswa-beasiswa bertubi-tubi; Beasiswa mahasiswa teknik dari Bank Dunia (TPSDP namanya, apa kepanjangannya? Jangan tanya saya 'gak tahu... yang saya tahu duitnya doang), beasiswa Damandiri (dari Yayasan Alm. Pak Soeharto), Beasiswa Bakat dan Minat (dari Universitas karena prestasi yang diraih di tingkat Nasional). Dan masih banyak lagi jenis beasiswa yang saya nggak dapet (hihi..maruk amat sih pengen dapet semua!), tapi teman-teman saya dapat. Untungnya di kampus saya dulu ada pejabat yang mengurusi masalah beasiswa, jadi tiap ada pembukaan beasiswa beliau akan menyebar pengumuman, mahasiswa yang merasa dirinya memenuhi kualifikasi tinggal menemui beliau saja di kantor rektorat. Isi formulir 'dikit, selesai deh urusan. Nggak repot mondar-mandir ke sana-sini eh tahu-tahu di papan pengumuman muncul nama kita-kita, tinggal ambil duit di kantor beliau. Beresss.... asik....
  8. Sebaiknya banyak tanya dan cari informasi mengenai Universitas Swasta yang kalian incar, salah satu Universitas Swasta terkenal, prestisius dan mahal di negeri ini ternyata punya sejarah jelek; membangun gedung dengan cara hutang, hutangnya menimbun sehingga mereka menarik bayaran mahal dari Mahasiswa tapi kwalitas pengajaran tidak diperhatikan. Tetangga saya kuliah 8 tahun di sana tapi tidak di DO, dan tetangga saya yang lain tadinya staff laboratorium di Universitas tersebut tapi kemudian keluar karena salary-nya sangat tidak layak.
  9. Well.... saya tidak mau menyebut nama Universitas swasta yang saya maksud di point no. 8, seperti saya tidak memberitahu nama Universitas swasta tempat saya meraih gelar S1, yang alumni-alumninya banyak menjadi Direktur dan CEO perusahaan besar, yang pengajarnya dari Inggris, Belanda, UI dan ITB (hehe...) , yang menimbuni saya dengan beasiswa dan yang mengantar saya meraih Juara 1 Lomba Karya Tulis Ilmiah Terkait Konstruksi di Departemen Pekerjaan Umum pada Tahun 2007. Adil 'kan? Ini 'kan bukan ajang promosi Universitas Swasta, dan saya nggak dibayar oleh salah satu Universitas itu untuk menulis artikel ini (hehe...)
Jadi, kalau ada Universitas Swasta dengan dosen pengajar para master dan doktor lulusan dari luar negeri dan dari Universitas Negeri yang telah menolak kamu, dan bahwa jurusan di Universitas swasta tersebut ter-akreditasi dengan nilai bagus, kenapa kamu nggak mendaftar di sana??

Ingat, Universitas tersebut sudah memodali kamu dengan pengajar berkualitas, sarana lengkap, dan biaya terjangkau. Apakah kamu nanti akan sukses atau tidak tergantung dari cara kamu belajar selama menuntut ilmu di Universitas itu. Bukan dari nama Universitas atau warna jas almamater kamu.



Ayo bangkit! Semangat lagi dong....
Buruan Daftar!!!!!!!

Senin, 03 Mei 2010

Hari-Hari Tanpa Babysitter

3 hari lalu pengasuh anak saya memutuskan resign (deuh... resign? terus apaan dong?). Padahal dia sudah kerja di rumah ini sejak 2003 (atau 2004? saya agak lupa). Awalnya dia bukan pengasuh anak, melainkan asisten rumah tangga (bahasa kininya) alias pembantu rumah tangga (bahasa jadulnya). Karena dia begitu loyal, dan dia punya satu orang anak di kampungnya sehingga saya pikir dia punya pengalaman mengurus bayi, jadi sewaktu bayi saya lahir dan saya harus kembali beraktivitas, dia naik pangkat jadi pengasuh anak dan kami cari satu orang lagi untuk mengerjakan pekerjaan rumah.

Tepat seperti yang saya duga, dia mengasuh bayi saya seperti dia mengasuh anaknya sendiri. Walau di bulan-bulan awal saya sempat keki, pasalnya setiap saya datang ke rumah tiap malam (sekitar pukul 10 atau 11 malam), saya dapati dia tidur lelap ternganga-nganga, bayi saya juga, tapi dengan celana basah kuyup. Jadilah setiap pulang kerja yang pertama-tama saya lakukan adalah mengganti popok bayi yang basah kuyup. Kalian pasti heran kenapa saya nggak pakai pampers saja? Nanti saya posting khusus mengenai masalah pampers dan disiplin. Selain masalah popok basah disetiap saya pulang kerja, semuanya saya nilai 'perfect'. Cara dia menggendong, menimang, memandangi, menciumi si baby, persis seperti seroang ibu yang girang pada buah hatinya.

Itu dulu, bertahun-tahun lalu, sejalan lewatnya masa (puitis banget yak??), sekarang si kecil itu sudah berusia 2,5 tahun, mulai rewel mengenai makanan dan susu, mengenai susu dia memang nggak bisa pilih-pilih merk susu sembarangan sebab dia alergi protein hewan. Badannya jadi makin kurus, saya tak komentar tapi saya usahakan berbagai cara seperti merutinkan lagi acara minum Vitamin minyak ikan yang mengandung penambah nafsu makannya, juga ditambah acara pesan jamu cekokan (tahu kan? Itu lho jeng... jenis jamu untuk penambah nafsu makan yang pahitnya amit-amit..) rutin dari si mbok penjual jamu keliling. Sempat naik sedikit berat badannya, tapi belakangan ini makin kurus aja lagiiii....

Tapi kurusnya sekarang nggak bisa ditolerir lagi deh! Si jagoan yang sejak lahir gagah banget mirip aktor jaman dulu Robby Sugara, yang tiap kali orang melihatnya selalu berdecak kagum 'gagah bener nih anak ya!' atau 'wuah nantinya pasti badannya gede nih', sekarang tinggal tulang terbalut kulit, ditambah kulitnya makin gelap karena kebanyakan main di luar sepanjang siang. bayangin deh... si babysitter itu dan baby saya sepanjang siang pasti nongkrong di halaman rumah tetangga saya, masuk ke rumah kalau mau ambil susu atau pas adzan Dzuhur berkumandang pertanda waktu bobo siang si baby. Lha tentu saja makin hitam tuh anak... Ampun... jadinya nggak pantes anak saya deh tu.... Item banget, kurus banget.

Akhirnya saya kesal, momen jarang terjadi, saya komentari pekerjaannya dia, akhirnya terjadi lagi. Plus dua hari berturut-turut saya suapi si kecil makan siangnya supaya dia makan lebih banyak. Mungkin si babysitter tersinggung karena saya ambil alih pekerjaannya dan atau karena komentar/teguran saya. Padahal selama ini saya tipe majikan yang sama sekali nggak rewel, no comment, dan kalau perlu menegur saya lakukan dengan ringan saja. Tujuannya supaya dia betah kerjanya, nggak gerah karena punya majikan yang bossy. Saya bahkan biarkan dia menentukan menu makan si kecil, menu buah atau jajanannya selama itu nggak banyak MSG. Saya bebas saja dia mau mandikan si kecil jam berapa, setelah si kecil sarapan atau sesudahnya.

Lha kalau sesekali saya tegur ya wajar 'kan? Apalagi kalau jelas-jelas dia bukannya menunjukkan prestasi tapi malah melorot. Sekarang... mau kerja di rumah orang sebagai PRT atau mau kerja di sebuah perusahaan besar di Sudirman sebagai eksekutif muda, toh sama... pasti ada atasan yang meminta kita melakukan suatu tugas, si atasan itu memantau pekerjaan kita, kalau kita berprestasi pasti dipuji, kalau kita memble ya pasti ditegur. Ya 'kan??
Kalau nggak suka ditegur, dinasehati atau dikasih masukan ya jangan jadi kelas pekerja, jadilah owner perusahaan. Bahkan namanya pengusaha saja masih butuh menimba ilmu dari pengusaha senior, masih merasa perlu ditegur dan dinasehati.

Akhirnya si babysitter itu benar-benar mau berhenti bekerja, jadilah lepas Maghrib kami antar hingga dia naik bus menuju rumahnya. Untung si kecil nggak terlalu rewel seperti anak-anak lain yang ditinggal pengasuhnya, dan untungnya sejak novel The Ordinary Man diputuskan untuk dimatangkan dan saya berhenti dari pekerjaan yang dulu, hingga kini saya belum kembali bekerja di kantor. Dan ternyata... banyak sekali hal positif yang saya rasakan saat ini.

Si kecil memang akrab dengan saya sejak dulu, dan kini kami punya waktu buanyak sekali tanpa interupsi orang lain. Kami bersenang-senang, nyanyi lagu anak-anak keras sekali diiringi dia memukul drum band-nya, mengomentari film-film Disney sambil terbahak-bahak, membuat banyak busa saat dia mandi dan meniupnya kemana-mana. Saya juga jadi tahu persis apa saja yang masuk ke perutnya, dan itu semua makanan dan minuman yang seorang ibu yakini pasti sehat. Saya senang bisa mengambil alih kembali aktivitas mengurusi si kecil, dan saya yakin si kecil juga senang. Saya yakin dalam waktu sebentar saja kegagahan si kecil akan kembali. Just wait and see!

Jumat, 23 April 2010

Surrogacy untuk Menghadirkan Buah Hati

'Apakah menurutmu adil? Ada orang-orang yang bisa memiliki anak mereka sendiri, dan sebagian yang lain tidak bisa.'
-Anonymous-


Belakangan saya mendapat cukup banyak permintaan artikel tentang surrogacy, saya agak terkejut juga mendapat banyak permintaan ini, berhubung surrogacy di Indonesia masih dilarang baik dari segi hukum negara, maupun hukum Islam. Pada prakteknya surrogacy terkadang harus seiring sejalan dengan donor ovum atau donor sperma, tergantung kasus yang terjadi pada calon pasutri.
Bagi yang belum tahu apa itu 'surrogacy', mari kita awali mulai dari definisi-definisi yang nanti akan banyak saya gunakan di artikel ini. Dan berhubung banyak yang minta artikel surrogacy yang cukup lengkap, harap jangan bete ya mendapati posting kali ini lebih panjang.


1. Definisi-definisi
Surrogacy adalah salah satu upaya alternatif untuk mendapatkan buah hati bagi pasangan bermasalah dan calon orang tua yang masih single, pada surrogacy bisa diperlukan tiga pihak atau lebih yang terlibat (bukan dua) untuk menghasilkan bayi, dan umumnya pada kasus pasutri bermasalah pihak ke tiga lah yang bertugas mengandung janin untuk pasutri tersebut.
Intended Parent (IP) adalah pasangan suami istri yang menginginkan buah hati melalui program surrogacy ini, Intended Parent bisa saja pasangan suami istri hetero, pasangan sejenis, atau seorang single yang mendambakan buah hati.
Surrogate Mother adalah seorang ibu yang akan bertugas membawa bayi dalam kandungannya atau lazim disebut carrier, kalau istri dari pasangan Intended Parent (IP) tidak bisa hamil karena alasan kesehatan dsb.
Egg donor adalah seorang perempuan yang mendonorkan telurnya kepada pasangan IP yang mempunyai masalah dengan sel telur atau kepada seorang pria single yang mendambakan buah hati. Egg donor ada yang kemudian menjadi surrogate mother juga, tapi ada yang sekedar mendonorkan sel telur dan kemudian yang hamil adalah istri dari IP (kalau beliau mampu mengandung selama 9 bulan).
Sperm donor adalah seorang pria yang mendonorkan spermanya kepada pasangan IP yang mempunyai masalah dengan kesuburan sperma si suami atau kepada wanita single yang menginginkan buah hati.



2. Mengapa Surrogacy dan Donor?
Surrogacy yang belum boleh dilakukan di Indonesia ini menjadi alternatif yang cukup baik di beberapa negara yang melegalkan alternatif ini. Apa yang menyebabkan pasutri itu terpaksa melakukan surrogacy dan memerlukan donor baik ovum maupun sperma, dan mengapa diperlukan lebih dari dua orang untuk memperoleh seorang bayi di sini, berikut adalah penyebabnya:
  • Si istri dari pasangan Intended Parent (IP) mengalami penyakit serius dan tidak mungkin mengandung selama sembilan bulan (umumnya sembilan bulan lebih dua minggu).
  • Si istri dari pasangan Intended Parent (IP) sudah tidak memproduksi sel telur lagi.
  • Sperma dari suami pasangan IP dalam keadaan yang tidak prima untuk membuahi.
  • Yang menginginkan buah hati adalah seorang pria single/wanita single.

3. Jenis-Jenis Surrogacy
Pada dasarnya surrogacy ada dua jenis yaitu;
Gestational Surrogate (GS) dan Traditional Surrogate (TS).

Gestational Surrogate pada prinsipnya menggunakan sel telur dari istri dan sperma dari suami, setelah dibuahi melalui proses IVF (In Vitro Fertilisation/bayi tabung), kemudian pihak ketiga yang disebut Surrogate Mother bertugas mengandung janin mereka sampai terlahir. Untuk surrogate jenis ini tentu sel telur dan sperma pasutri dalam kondisi yang baik, hanya saja mungkin si istri mengidap penyakit tertentu dan kalau mengandung akan mengancam keselamatan jiwa si istri maupun bayi mereka.
Untuk melakukan GS maka pasangan IP dan Surrogate Mother harus datang ke fertilility center atau klinik-klinik spesialisasi menangani proses surrogacy, yang pastinya tidak ada di Indonesia sebab secara hukum saja proses ini ilegal di Indonesia. Dokter biasanya akan mengupayakan pembuahan lebih dari satu, karena proses ini rentan keguguran, sehingga diharapkan meski terjadi keguguran dalam prosesnya masih akan ada janin yang bisa bertahan sampai lahir. Jadi pasangan IP bersiaplah terhadap kemungkinan; mendapat bayi kembar dua atau lebih, mendampingi Surrogate Mother anda keguguran berkali-kali, mendapat hanya satu bayi yang bisa lahir, atau sama sekali tidak dapat hasil (jarang terjadi tapi mungkin).
Tentu saja secara biologis si bayi yang lahir, sekalipun anda lakukan tes DNA, maka hasilnya adalah 100% anak si pasutri. Bayi itu sama sekali tidak akan membawa gen dari ibu yang mengandung alias si Surrogate Mother.

Traditional Surrogate (TS), pada proses TS maka Surrogate Mother juga beraksi mendonorkan sel telurnya. Wanita pihak ke tiga (heh? Jangan dimaknai konotatif ya...), wanita ini nantinya dibuahi dengan sperma si suami dari pasangan IP. Cara pembuahannya...... hehehe..... ya pake insamination kit lah!!! Kecuali kalau anda rela suami anda membuahi perempuan itu dengan cara yang umum. Lain lagi lah urusannya kalau anda seorang pria single yang ogah kawin tapi pingin punya anak, masalah pembuahan terserah kesepakatan anda dengan calon Surrogate Mother; pakai insemination kit atau yang alami saja. Tapi saran saya... hihihi... kawin aja 'napa!
Untuk proses TS bisa dilakukan di rumah anda sendiri, anda tinggal cari dan beli i
nsemination kit-nya, tapi anda harus penelitian dengan si Surrogate Mother minimal 3 bulan, kalian catat kapan waktu menstruasinya, sehingga ketemu kapan masa subur si Surro Mother itu. Lakukan pembuahan pada masa subur ya... biar jangan wasting time and wasting sperm. Kalau masih belum hamil juga, ya ulang-ulangi saja, timbang gampang dan murah ini kok..
TS umumnya dilakukan kalau si istri sudah tidak memproduksi sel telur lagi karena faktor umur atau rahimnya diangkat dan karena suatu hal sel telur yang sehat tidak disimpan. Penyimpanan sel telur yang sehat pada pasien yang rahimnya akan diangkat di luar negeri adalah hal yang umum dan terjangkau, tapi di Indonesia sepertinya belum begitu. Ini juga jadi solusi jitu kalau anda adalah seorang pria single yang pingin anak tapi belum ketemu Mrs. Right, atau pasangan gay yang tentu saja dua-duanya tak punya rahim.
Kalau kelak si bayi di tes DNA,
of course lah ya... secara biologis itu adalah anak dari suami /pria pemilik sperma dengan surrogate mother.


4. Tips Memilih Surrogate Mother
Kalau akhirnya anda dan suami memutuskan menjalani proses ini untuk mendapat bayi, ada beberapa hal yang mesti diperhatikan sebelum memilih Surrogate Mother atau simpelnya disebut Surro Mom.
  • Anda tentunya tidak mau seorang perokok dan pemabuk mengandung bayi anda.
  • Utamakan memilih famili/sahabat sebagai Surro Mom anda.
  • Kalau harus memilih orang lain, maka pastikan calon Surro Mom adalah seorang ibu/perempuan yang sudah pernah melahirkan minimal 1 kali dengan SUKSES. Perhatikan jangan sampai memilih Surro Mom yang memiliki riwayat darah tinggi pada proses hamil dan melahirkan sebelumnya, ataupun kelainan kehamilan lain.
  • Sedapat mungkin pilih perempuan yang concern terhadap kesehatan dirinya, tahu cara hidup sehat dan menjaga janin ketika mengandung. Sukur-sukur kalau si dia itu well educated.

5. Hak dan Kewajiban
Meskipun sebenarnya menjadi Surrogate Mother bukanlah pekerjaan melainkan suatu bentuk pertolongan dari wanita sehat untuk membantu sebuah pasangan untuk memiliki anak, dan singkatnya proyek ini adalah 'proyek tengkyu', tapi mayoritas pasangan IP memberi kompenasasi yang pantas di luar berbagai hal yang memang wajib diberikan pada Surro Mom. Mengenai 'kompensasi' itu baiknya dimusyawarahkan antara pasangan IP dengan calon Surro Mom mereka. Pengamatan saya di luar negeri range kompensasi bisa mulai 10,000USD (jarang yang memberi jumlah ini) sampai dengan 31,000 USD. Bahkan bisa mencapai ratusan ribu dolar kalau pasangan IP adalah orang-orang kaya atau selebritas.
Di luar 'kompensasi' itu ada hal-hal yang diberikan pasangan IP dan Surro Mom mereka:
  • Seluruh biaya yang dikeluarkan untuk membuat Surro Mom hamil adalah kewajiban pasangan IP.
  • Biaya obat-obatan, vitamin, pengecekan rutin ke dokter adalah kewajiban IP.
  • IP memberikan makanan bergizi, pakaian hamil, akomodasi untuk pemeriksaan rutin, dan bahkan pendampingan saat si Surro Mom harus mengecek kandungannya.
  • Biaya medis akibat keguguran yang bukan di sengaja oleh Surro Mom adalah kewajiban IP.
  • Mayoritas IP meminta Surro Mom tinggal sedekat mungkin atau serumah dengan pasangan IP untuk pemantauan dan kepastian kehidupan yang layak.
  • Biaya kelahiran, biaya check up pasca melahirkan sampai Surro Mom dinyatakan sehat dan bebas dari bahaya yang mengancam pasca melahirkan.
  • Ketenangan psikis wajib diberikan oleh pasangan IP kepada Surro Mom.
Kewajiban Surro Mom terhadap IP adalah:
  • Wajib menjaga diri dan kandungannya dengan baik, mematuhi saran-saran dan perintah dokter, menjauhkan diri dari segala macam yang memungkinkan keguguran.
  • Datang ke dokter sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan dokter, membiarkan pasangan IP mendampingi atau melaporkan hasil pemeriksaan dan memberikan berkas-berkas apabila pasangan IP tidak sempat mendampingi.
  • Harus mau tinggal serumah/sedekat mungkin dengan pasangan IP.
  • Tentunya memberikan bayi yang lahir pada pasangan IP.
Hak dan kewajiban gugur apabila Surro Mom terbukti melakukan dengan sengaja hal-hal untuk menggugurkan kandungan. Hak dan kewajiban biasanya dituang dalam suatu kontrak yang berkekuatan hukum, ada banyak contoh kontrak-kontrak Surrogacy yang bisa di download di internet.


6. Keguguran yang tidak diinginkan
Pada riwayat Surrogacy yang saya ikuti, keguguran (
miscarriage) menghantui proses ini. Terkadang dari lima pasang janin bisa hanya terlahir dua. Seorang Surro Mom bisa saja mengalami keguguran yang membuat mereka kehilangan satu atau dua pasang janin, dan setelah diperiksa masih ada janin yang tersisa, namun beberapa saat kemudian bisa terjadi keguguran lagi, dan setelah diperiksa ulang hanya tersisa satu janin. Pernahkah anda mengalami keguguran? Satu kali saja sakitnya minta ampun... anda bayangkan bagaimana kalau seorang perempuan harus keguguran beberapa kali dalam satu proses kehamilan. Oleh karena itu baiknya pasangan IP dan Surro Mom membuat skenario apa yang harus dilakukan kalau terjadi keguguran, siapkan mobil yang stand by, incar satu rumah sakit terdekat, kalau kejadian maka langsung saja tuju ke sana.


7. Negara yang melegalkan Surrogacy
Boleh 'kan kalau saya sebut India pertama kali? Di India Surrogacy bahkan menjadi bisnis yang sedang booming, dengan membawa uang 5,000 USD saja anda bisa mendapat paket surrogacy lengkap. Dan negara lain yang sudah melegalkan adalah; Inggris, beberapa negara bagian di Amerika, Ukraina, Australia (dengan proses perizinan yang sulit), Israel, Yunani.
Tidak selalu berarti kita WNI bisa dengan mudah melakukan surrogacy di negara-negara yang melegalkan hal tersebut. Pada prakteknya sulit juga untuk warga negara asing mendapat proteksi hukum saat hendak melakukan surrogacy di negara-negara tersebut (kecuali India). Salah seorang teman saya warga Austria sangat menginginkan Surrogacy sebagai jalan keluar impian yang hampir mustahil baginya, dia menelepon ke Inggris, Amerika, dan beberapa negara lain yang saya tidak tahu pasti, ternyata hukum mereka hanya memproteksi warga negaranya saja, tapi tidak memproteksi warga asing yang akan melakukan surrogacy di sana. Karena tidak ada kejelasan hukum yang pasti akhirnya teman saya itu dengan sangat kecewa memutuskan melupakan keinginannya itu.


8. Akal-akalan?
Beberapa teman saya yang sangat mendambakan buah hati sempat berembug dan terpikir untuk akal-akalan. Melakukan surrogacy dengan menyogok dokter kandungan di Indonesia., sebab sebenarnya surrogacy hanyalah proses bayi tabung, tapi yang hamil adalah perempuan lain yang ditunjuk pasangan IP. Kalau anda berani dan dokter itu nekat silakan saja, tapi profesi dokter itu menjadi taruhannya.


9. Haram di Mata Islam
Sebenarnya saya belum memeriksa apakah ada fatwa MUI yang mengharamkan surrogacy, tapi dari sebuah forum konsultasi Islam luar negeri dijawab bahwa surrogacy haram karena memasukkan hal paling pribadi dari seorang pria kepada perempuan yang bukan muhrimnya. Maksudnya di sini bukan dalam proses pembuahannya ya!! Tapi yang dimaksud 'hal paling pribadi' itu adalah sperma. Sperma si suami dari pasangan IP dimasukkan dalam kandungan perempuan lain yang bukan istrinya, bukan muhrimnya. Lha..... itu yang menyebabkan haram.
Itu pandangan dari satu forum konsultasi Islam di luar negeri. Nanti kalau ada pandangan yang berlawanan akan saya posting di sini.


10. Not that Bad
Jangan keburu takut setelah baca postingan saya bahwa seorang Surro Mom bisa keguguran beberapa kali. Dibandingkan dengan impian anda untuk punya buah hati sendiri. Lagian yang namanya keguguran 'kan bisa saja terjadi baik pada kehamilan biasa maupun surrogacy. Jadi kalau rencana anda sudah matang, secara psikis dan materi, juga skenario-skenario sudah disusun, hayolah! Tancap bu....


Masih ada pertanyaan? Silakan tinggalkan pesan.



Datang lagi ya...

Ayo hidup sehat

Minggu lalu salah satu family yang sebenarnya juga mantan pacar saya meninggal. Di kenangan saya almarhum adalah sosok yang baik, bertanggung jawab, dan setia. Sosok yang seharusnya bisa saya jatuh cintai dengan mudah tapi nyatanya saya gagal.
Saya pacaran dengan almarhum cuma sebentar, terlalu sebentar malah, di sela-sela saat saya ditinggal oleh pacar tanpa kabar, karena rentang yang cuma sebentar dan long distance itulah mungkin yang membuat saya gagal jatuh cinta pada almarhum. Tapi bukan romansa itu yang mau saya angkat di posting kali ini, melainkan habit buruknya yang membuat almarhum sakit di usia muda, tapi boleh ya saya nyelipin curhat dikit-dikit di sini. Info: almarhum meninggal di awal usia 30-an, anaknya baru berusia 1 tahun.

Sewaktu saya berkunjung ke rumah ibu almarhum usai nengok makamnya, beliau bercerita bahwa almarhum sejak balita sampai remaja nggak pernah mau makan nasi! Menu makannya begini; pagi sarapan mie instant, siang makan mie ayam atau bakso, dan makan malam dengan mie instant lagi.... haduh.... begitu terus sampai almarhum kuliah di salah satu Universitas Negeri ternama. Set dehh...... 'kan kita semua tahu bahaya mie instant. Tapi saya nggak habis pikir ya... bagaimana makanan yang sudah diyakini begitu banyak orang sebagai 'makanan racun', masih bisa beredar dengan leluasa. Terakhir saya dapat info bahwa kalau hari ini kita makan mie instant maka racunnya baru akan hilang dari badan kita setelah tiga hari kemudian.
Kembali lagi ke cerita si korban kita, setelah dia kuliah di kota yang terpisah dari keluarganya, berhubung sebagai mahasiswa yang kos maka dia harus irit, barulah dia belajar makan nasi (eh, iritan mana sih makan nasi atau mie instant bagi mahasiswa?). Begitulah ceritanya, susah payah dia belajar makan nasi, awalnya muntah-muntah dan sebbbbeeeeellll buanget! Tapi bisa juga tuh.. but ya.... racun sudah terlalu banyak di tubuhnya.

Apes buat saya, efek dari habit buruknya yang dia lakoni bertahun-tahun itu sepertinya menampakkan diri beberapa saat setelah saya putusin dia. Jadilah orang-orang beranggapan si dia sakit lantaran sedih saya putusin. Hnggggh.... padahal kalian sepakat 'kan bahwa dia memang sudah menumpuk racun jauh-jauh hari sebelum pacaran sama saya?? Saya yang sebelumnya nggak tahu sama sekali perihal habit buruknya terkadang jadi kepikiran dan merasa bersalah. Apalagi di tahun-tahun itu dia bolak-balik ke rumah sakit tapi dokter tidak bisa menemukan penyebab sakitnya. Set dahhhhhh!!! Dokter... makanya belajar yang bener 'napa! Jadilah orang-orang makin meyakini bahwa dia sakit (kalau sudah kambuh sampai lumpuh mendadak) gara-gara frustasi sama saya, apalagi dia pernah mencoba ajak saya balik, dan dia nggak pernah lagi menjalin hubungan dengan siapapun setelah putus dari saya. Bahkan mama saya dengan ekstrim sempat meyakini bahwa penyakit yang diderita almarhum karena diguna-guna oleh pacar saya yang sempat jadi saingannya. Haduuuuuh..... santet, guna-guna, voodoo, apalah itu namanya!

Pemeriksaan total dilakukan selama rentang beberapa tahun hingga tiga kali, dan di kali ke tiga barulah dokter mengetahui sakit yang dia derita. Penyakit itu disebut HIPOKALEMIA, alias kekurangan kalium. Kalium lho, bukan kalsium. Kalium salah satunya yang saya tahu sebagai orang awam adalah berfungsi untuk menggerakkan otot, tak heran kalau sudah drop almarhum bisa mendadak lumpuh karena tak ada bahan bakar penggerak si otot-otot. Gawatnya lagi otot-otot pada jantung 'kan juga perlu bahan bakar itu untuk bergerak, kalau otot jantungnya tak bisa bergerak pastilah teman-teman tahu bagaimana akhirnya.

Hari itu almarhum kelelahan, beliau yang sudah menjadi dosen di salah satu Universitas terkemuka di Bandung kebagian menangani sebuah seminar di Universitas yang berlangsung selama tiga hari. Malamnya si dia pulang ke rumah dalam kondisi sangat capek, istrinya sempat bilang kira-kira; 'sayang, kalau cape' jangan dipaksain', apalagi ini sudah waktunya dia diinfus kalium, tak heran kalau kondisinya buruk banget. Tengah malam si dia terbangun dari tidur, bangun, minum, lalu tertidur dan tak pernah bangun lagi.
Anehnya, guys... tengah malam itu saya terbangun karena anak saya (2,5 tahun) mendadak menangis kencang, membangunkan saya dari satu-satunya mimpi tentang si dia. Saya belum pernah mimpiin dia sampai malam itu; di detik-detik terakhir sebelum atau mungkin saat dia, atau setelah dia meregang nyawa. Anak saya minta minum air putih, jadilah saya bawa dia ke dapur, saya yang biasanya berkeliaran di rumah sepanjang malam kali itu merasa merinding membawa anak saya ke dapur untuk minum. Dan pagi-pagi sekali saya terbangun karena ponsel berdering, tante saya menelepon untuk memberitahu bahwa si dia meninggal.

Well... itulah jawaban kenapa saya memimpikan dia di tengah malam itu, dan kenapa anak saya menangis, dan kenapa saya merinding saat berjalan ke dapur. Percaya nggak kalian kalau mungkin si dia mengunjungi saya saat itu?? Saya sih pinginnya nggak percaya....

Saya nggak tahu dan nggak berani menghubungkan habitnya yang terus-terusan makan mie instant dengan penyakit Hipokalemia, karena saya sama sekali awam di bidang kesehatan. Tapi yang saya berani katakan di posting ini adalah; dia tidak hidup sehat sejak kecil; makan mie instant sebagai menu utama, menghindari nasi, juga tidak suka sayur. Saya nggak tahu apa dia juga takut susu dan buah-buahan. Tapi intinya adalah, kalau kita menghindari hidup sehat, jangan heran begitu si kecil anak pertama kita lahir lantas kita mati dan cuma meninggalkan nama belakang kita untuk si kecil mengarungi hidup yang ganas ini.

Takdir? Okelah.... umur di tangan Tuhan. Mungkin itu takdir atau tulisan Tuhan yang harus kita hadapi. Tapi coba kalau kita hidup sehat, meskipun Tuhan mencatat bahwa kita akan meninggal di usia 31 tahun, saya kira kita akan meninggal bukan karena penyakit, mungkin akan ada penyebab lain; tabrakan, kejatuhan tangga, mati tanpa ada sebab saat kita tidur atau apalah.... (hih! Penyebab yang manapun tetap ngeri juga ya?).
Sudahlah... saya nggak mau mengira-ngira urusan dan kuasa Tuhan. Tapi yang penting kita sebagai hamba 'kan wajib bin kudu berusaha. Wajib berusaha cari nafkah, berusaha cari jodoh, berusaha jadi kaya, berusaha biar terkenal, berusaha biar cakep, berusaha agar panjang umur. Ya 'kan? Tak usahlah kita berdebat tentang takdir Tuhan dan misterinya, tapi marilah kita hidup sehat!



Jangan bosan....
Datang lagi ya!!!

Senin, 19 April 2010

No Body's Perfect

Hai, apa kabar? Maaf ya, lama sekali saya baru posting lagi, maklum... belakangan sibuk, baru mau ada waktu santai sebentar eh.. ada kematian lagi. Mengenai kematian itu aku cerita di posting selanjutnya ya..
Sekarang saya pingin banget bahas tentang tag; No Body's Perfect and how to deal with it.
Sehubungan dengan posting terdahulu, masih ingat 'kan tentang Miss. Very yang tampak sempurna tapi menjelang usianya yang memasuki kepala 40 belum juga ketemu jodoh.
Guys... Mengenai acara mencari 'si sempurna' itu sah-sah saja... tapi terus terang kalau menurut saya pribadi itu kind of wasting time ya.... buang-buang waktu deh! Kalau ada orang bijak bilang tak ada hal mustahil, saya bilang inilah hal yang mustahil; cari jodoh yang sempurna. Sadar deh buruan kalau itu cuma mimpi!
Nggak percaya? Ya silakan cek dan tanyai diri sendiri kenapa hubungan-hubungan sebelumnya gagal? Karena tak bisa terima perbedaan? Karena merasa dia nggak sempurna? Kalau itu masalahnya, silakan lanjutkan baca posting ini.

1. Manusia adalah Manusia
Teman, mau nggak mau, meskipun berat, kita harus hadapi kenyataan bahwa manusia tetap manusia. Jadi, kalau mau menentukan standar, ya.... agak wajarlah...
Misal; cuma mau nikah dengan orang yang minimal sarjana, seiman, dari daerah A, berpenghasilan minimal sekian rupiah. Nah... kalau sudah dapat yang seperti itu dan ternyata dia suka jenis musik yang berbeda, makanan dan hobi yang berbeda, bahkan jam tidur yang kebalik dengan kita, ya kita carilah win-win solution untuk membuat kedua pihak jadi nyaman. Jangan langsung tancap gas deh, apalagi kalau ada banyak hal diluar perbedaan itu yang membuat kita betah di dekat si dia. Lihat sisi positif dia yang nyata-nyata membuat kita sebenarnya betah.

2. Cari di tempat yang tepat
Kata orang jaman dulu; di mana kita banyak menghabiskan waktu, biasanya di sana kita dapat jodoh. Nggak sepenuhnya tepat sih... tapi sama sekali nggak bisa dikatakan salah. Jadi.. kalau belakangan kamu ngeluh terus-terusan dapat pacar yang keseringan 'nggak sadar' ketimbang 'sadar'nya, coba perhatiin deh... belakangan di mana seringnya kamu nongkrong? Kalau keseringan nongkrong di dugem, ya jangan heran...
Tips untuk para orang tua: kalau memang punya uang berlebih, jangan pake acara mikir-mikir deh untuk sekolahin anak di sekolah bagus dan bergengsi. Sebab jaman sekarang, anak SMP sudah mulai pacar-pacaran. Dan jangan anggap remeh dengan membatin; 'halah... palingan itu cinta monyet'. Ya iya kalau cinta monyet, bagaimana kalau anak anda tipe setia? Acara cinta monyet mereka berlangsung hingga SMA, hingga kuliah dan mereka dewasa? Belakangan orang tua cuma mau tahu; 'pokoknya calon mantu gue harus anak orang kaya TITIK!'
Lha..... gimana mau dapat mantu anak orang kaya, kalau anda sekolahin anak di sekolahan murah yang mayoritas kelas menengah ke bawah?
Jangan dikira pacar SMP yang terus hingga dewasa itu cuma karang-karangan saya ya? Saya nulis begini karena menemui sendiri faktanya. Jadi... kalau anda punya cita-cita cari menantu kaya, ya modal dikit lah....

3. Cermin diri
Teman, kalau kamu belum juga menemukan pasangan yang tepat padahal usia sudah mepet, dan sebabnya karena kamu keseringan nonton drama hollywood, mendingan berhenti, kalau perlu buang-buangin deh koleksi DVD kamu yang sekelasnya Pretty Woman itu.
Drama hollywood maupun sinetron di tivi kita belakangan selaluuuuu.... aja menggambarkan tentang tukang sayur cantik yang dilamar anak pengusaha. Haduh..... bangun deh!
Pasti kalian protes, tapi saya bilangin ya... yang kaya' gitu itu cuma seribu satu! Keburu tua deh kamu kalau berharap drama hollywood itu terjadi dalam hidup kamu, ada pengecualian; 1. kamu cuanttiiiiik buanget, atau 2. Kamu beruntuuuuuung buanget.
Bukannya saya mau ngecilin hati teman-teman ya.... tapi kembali lagi; be realistic! Ngayal terlalu tinggi malah membuat kalian jadi basi.

4. Orang Tua Jangan Kepedean
Ini kadang jadi penyakit kenapa ada anak gadis yang muda, memesona tapi akhirnya jadi perawan tua. Yang namanya orang tua itu kadang cintaaa buanget sama anak-anak mereka, di mata orang tua anaknya adalah sosok paling cuantik, paling guanteng se dunia. Kadang orang tua selalu pikir anak saya suatu hari nanti akan ketemu anak pengusaha sekelas Bakrie. Dan itu akhirnya membuat mereka selalu merasa calon mantu yang dibawakan anak-anak mereka selalu kurang sempurna. Kalau begitu... buruan deh sadarin orang tua kamu, ketimbang kamu nanti senasib dengan Miss Very! Kecuali kalau si orang tua itu memang sudah sekelas dengan Bakrie, ya wajar kalau beliau menginginkan menantu yang datang dari strata yang sama. Tapi kalau si orang tuanya sendiri belum duduk di strata itu, bilangin lah... itu namanya ngayal.

5. Jangan Buang Waktu
Kamu sekarang cantik/ganteng, kamu mengabaikan tiap kesempatan yang datang sambil berpikir nanti juga datang lagi cowok-cowok atau cewek-cewek yang lain. Tapi ingat waktu terus berjalan. Kalau sekarang kamu terus menyia-nyiakan cinta-cinta yang ditawarkan, atau gampang banget mutusin hubungan hanya karena perbedaan pendapat dan terus saja begitu... maka beberapa tahun ke depan mereka, si calon-calon potensial, keburu habis diembat orang. Kalau begitu nanti kamu bingung sendiri; yang seusia kamu sudah pada kawin, yang jauh di bawah kamu masih kemudaan dan belum sukses, lagipula ternyata kamu bukan orang yang suka berondong. Terus gimana coba? Masa' mau ngerebut punya orang? Idih.... kalau kamu mau disumpah-sumpahin orang sih terserah ya! Tapi saya kasih tahu nih.... doa orang teraniaya itu dikabul Tuhan. Jadi kalau kamu coba-coba ngembat laki orang, terus istrinya nyumpah-nyumpahin kamu, ya habis deh kamu.
Jadi, jangan mentang-mentang sekarang masih fresh nih... seger, pada kenceng kulitnya, hilang satu tumbuh seribu, terus kamu reweeeeeellllll banget, dengan berbagai alasan nolak-nolakin cinta yang datang. Kayaknya otak kamu pinter dan produktif banget kalau disuruh nyari-nyari kesalahan orang. Hati-hati sih boleh.... tapi ingat 'masa keemasan' ini akan berlalu.

6. Tapi Jangan Minder Juga
Kalau kamu naksir orang, yang kayaknya di luar jangkauan kamu, kamu jangan minder... meskipun saya bilang di atas yang namanya drama hollywood itu 1000:1 kejadiannya, tapi coba aja kali-kali yang 1 itu lagi saatnya happening. 'Kan kita nggak tahu kalau belum dicoba. Jadi coba aja pedekate, PEDEKATE lho! Jangan cuma dipelototin dari jauh, dari tempat kamu duduk macam gaya Mr. Harry. Haduuuh... contoh tidak terpuji si Mr satu itu. Jangan ditiru!
Jadi gini... kalau naksir orang yang kayaknya di luar jangkauan kamu, kamu usaha (pedekate), tapi sambil mengembangkan diri dong! Jadilah orang yang pantas untuk mendampingi si dia yang oke itu. Belajar yang rajin kek biar jadi juara kelas, atau kalau kamu jago di 1 bidang olahraga ya jadilah juara, kalau kamu staff biasa di kantor, maka jadilah staff yang berprestasi dan smart. Tampang minim ya otak dan aksi lah di maksimalkan. Harta ga ada? Ya berjuanglah biar ada... masalah uang itu gampang, bisa diusahakan asal rajin dan tekun.

Tak kalah pentingnya; DOA.

Kunjung lagi ya!





Selasa, 06 April 2010

Terlalu Awal, Atau Sudah Terlambat

Le meilleur de la vie se passe a dire:
"Il est trop tot," puis "Il est trop tard."

Bagian terbaik dalam kehidupan dilewatkan dengan ucapan:
"Masih terlalu awal," dan kemudian, "Sudah terlambat".
FLAUBERT
Correspondence


Teman-teman, quote di atas itu adalah salah satu quote yang membekas di hati saya, awalnya karena quote itu ada di salah satu novel favorit saya, judul novelnya Only Love karya Erich Segal -jenis roman picisan ya? you name it-
Akhirnya saya meresapi benar quote tersebut. Itu karena....

Saya kenal satu orang, berjenis laki-laki yang begitu pendiam. Mungkin dia tipe orang yang meyakini benar bahwa 'diam itu emas', well... di satu kondisi diam memang emas, tapi di kondisi lain diam bisa jadi masalah.
Dia, sebut saja Mr. Harry, adalah tipe laki-laki seperti yang ada dalam poster parfum atau merk-merk pakaian dalam cowok (cool, calm, confident). Tapi tidak confident dalam urusan mendekati cewek. Seperti yang kita duga, Mr. Harry ini cuma menatapi perempuan pujaannya dari jauh, dari tempat duduknya. Dari hari ke hari, cuma ditatapi dan diamati dari jauh, tak pernah dia tegur, apalagi dia ajak berdiskusi. Si pujaan hatinya beberapa kali menangkap basah Mr. Harry sedang menatap dari jauh, Mr. Harry tahu perempuan itu bisa mengerti bahasa mata Mr. harry. Bahwa di mata Mr. Harry tersimpan kekaguman, dan harapan. Namun perempuan yang dijatuh cintai Mr. Harry adalah tipe perempuan cerdas tapi enggan menjadi pihak yang pertama maju untuk merealisasikan suatu hubungan romantis. Well... jadilah hari demi hari tersia-sia. Sampai saatnya kondisi membuat mereka tak lagi bisa beraktivitas di satu tempat yang sama, Mr. Harry menjadi begitu menyesali hari-hari yang Tuhan berikan padanya agar dia nyatakan perasaannya, tapi ia sia-siakan begitu saja.

Penyesalan itu Mr. Harry pikir hanya akan bersifat sementara, beberapa bulan lagi akan hilang, dan dia pikir dia akan mudah melupakan pujaan hatinya, menemukan perempuan lain di tempat yang baru. Kenyataannya? Ada beberapa hal yang kita pikir akan mudah kita temukan gantinya, tapi ternyata tidak. Tak ada lagi yang bisa membuat mata Mr. Harry tertancap begitu lama, tak ada yang bisa menarik perhatiannya seperti pujaannya dulu. Dan ternyata penyesalan tak pernah bisa hilang, meski kini, sudah nyaris 10 tahun berlalu, Mr. Harry masih menyesali jutaan kesempatan yang Tuhan berikan padanya dulu.

Saya juga kenal seorang wanita menjelang umur 50 tahun, sebut saja dia Miss. Very. Dia masih begitu cantik dan memesona sampai orang tak akan percaya kalau dia akan menjalani tahun ke 50 usianya. Sesaat seolah hidupnya sempurna, Miss. Very masih cantik, mengendarai mobil cantik khas perempuan modern yang sukses, dan sebagaimana seorang master lulusan Universitas di Inggris dia punya karir yang bagus. Tapi kalau kita masuk lebih dalam ke hidupnya, ada satu yang kurang; seorang suami. Miss. Very belum menikah. Belum pernah sekalipun.

Apa sih masalahnya? Miss. Very cantik sekarang ini, bisa dipastikan dia sangat menarik sewaktu muda dulu. Pastilah teman sekolah, tetangga, dan teman-teman sepergaulannya suka atau malah jatuh cinta pada Miss. Very. Bukan perkara susah untuk mendapat kencan baginya. Bahkan untuk melengkapi kisah betapa sempurnanya Miss. Very, kenyataan bahwa ayahnya adalah seorang diplomat.
Dan rupanya, masalahnya adalah penerapan standar yang terlalu tinggi.

Standar yang tinggi untuk memilih kencan kita sah-sah saja. Tapi jadi masalah kalau setiap kali kita sudah menaklukan si target dengan standar tinggi itu lalu kita selalu saja menghadapi situasi di mana tiba-tiba kita menyadari bahwa si dia 'biasa saja'.

Well... si A luar biasa, dia engineer lulusan dari Australia, di usia muda sudah mendapat gelar doktor, cerdas, tampan dan sangat open minded, aku akan menaklukannya! Itu tekad dua bulan lalu, dalam waktu sekejapan kamu berhasil menaklukan si engineer itu, berkencan beberapa kali lalu menyadari; 'ah... rupanya dia biasa saja'. Lalu lari dari si engineer itu dan mengejar target lain yang sekilas tampak lebih berkilau.

Si B pengusaha muda, ganteng, kharismatik dan tampak bijaksana. Aku harus mendapatkan dia!! Harus. Begitu target kamu, dan kamu mendapatkannya. Lalu seperti biasa... setelah beberapa kali kencan kamu menyadari bahwa dia 'manusia', tidak sesempurna yang kamu kira. Jadilah kamu kabur dari dia....

Begitu terus ya? Dari bulan ke bulan. Dari tahun ke tahun.
Atau kamu tidak begitu? Melainkan orang tua kamu yang begitu rewel menerapkan standar tinggi untuk calon menantu mereka?
Berapa usia kamu sekarang? 25? 27? atau malah 19? Tenang saja... aku baru 19.
Sembilan belas. Tapi kalau habit kamu atau habit orang tua kamu masih saja seperti yang saya ceritakan di atas, jangan heran kalau nantinya di usia menuju 40 kamu menjadi inspirasi seorang blogger yang menulis tentang waktu yang tersia-sia.

Teman, manapun kondisi teman saat ini; seperti Mr. Harry, Miss Very, orang tua yang menunda pernikahan anaknya karena belum merasa mendapat calon menantu yang sempurna. Atau kondisi lain di mana saat ini kamu sedang menyia-nyiakan kesempatan yang Tuhan berikan, please.... sudahi ini semua. Saya beri tahu ya... kalau sampai kamu dihajar Tuhan lalu mengalami hantaman dari quote di atas, sungguh... rasanya benar-benar tak enak. I mean it!

Kalau sulit untuk merubah habit itu, silakan kunjungi blog ini lagi, saya akan coba bantu lewat tulisan-tulisan selanjutnya.



Terima kasih sudah berkunjung

Datang lagi ya!