Hai


Selamat Datang - Welcome - Willkommen - Benvenuto - Bienvenue - Bienvenido

Buku Tamu

Pop up my Cbox

Senin, 03 Mei 2010

Hari-Hari Tanpa Babysitter

3 hari lalu pengasuh anak saya memutuskan resign (deuh... resign? terus apaan dong?). Padahal dia sudah kerja di rumah ini sejak 2003 (atau 2004? saya agak lupa). Awalnya dia bukan pengasuh anak, melainkan asisten rumah tangga (bahasa kininya) alias pembantu rumah tangga (bahasa jadulnya). Karena dia begitu loyal, dan dia punya satu orang anak di kampungnya sehingga saya pikir dia punya pengalaman mengurus bayi, jadi sewaktu bayi saya lahir dan saya harus kembali beraktivitas, dia naik pangkat jadi pengasuh anak dan kami cari satu orang lagi untuk mengerjakan pekerjaan rumah.

Tepat seperti yang saya duga, dia mengasuh bayi saya seperti dia mengasuh anaknya sendiri. Walau di bulan-bulan awal saya sempat keki, pasalnya setiap saya datang ke rumah tiap malam (sekitar pukul 10 atau 11 malam), saya dapati dia tidur lelap ternganga-nganga, bayi saya juga, tapi dengan celana basah kuyup. Jadilah setiap pulang kerja yang pertama-tama saya lakukan adalah mengganti popok bayi yang basah kuyup. Kalian pasti heran kenapa saya nggak pakai pampers saja? Nanti saya posting khusus mengenai masalah pampers dan disiplin. Selain masalah popok basah disetiap saya pulang kerja, semuanya saya nilai 'perfect'. Cara dia menggendong, menimang, memandangi, menciumi si baby, persis seperti seroang ibu yang girang pada buah hatinya.

Itu dulu, bertahun-tahun lalu, sejalan lewatnya masa (puitis banget yak??), sekarang si kecil itu sudah berusia 2,5 tahun, mulai rewel mengenai makanan dan susu, mengenai susu dia memang nggak bisa pilih-pilih merk susu sembarangan sebab dia alergi protein hewan. Badannya jadi makin kurus, saya tak komentar tapi saya usahakan berbagai cara seperti merutinkan lagi acara minum Vitamin minyak ikan yang mengandung penambah nafsu makannya, juga ditambah acara pesan jamu cekokan (tahu kan? Itu lho jeng... jenis jamu untuk penambah nafsu makan yang pahitnya amit-amit..) rutin dari si mbok penjual jamu keliling. Sempat naik sedikit berat badannya, tapi belakangan ini makin kurus aja lagiiii....

Tapi kurusnya sekarang nggak bisa ditolerir lagi deh! Si jagoan yang sejak lahir gagah banget mirip aktor jaman dulu Robby Sugara, yang tiap kali orang melihatnya selalu berdecak kagum 'gagah bener nih anak ya!' atau 'wuah nantinya pasti badannya gede nih', sekarang tinggal tulang terbalut kulit, ditambah kulitnya makin gelap karena kebanyakan main di luar sepanjang siang. bayangin deh... si babysitter itu dan baby saya sepanjang siang pasti nongkrong di halaman rumah tetangga saya, masuk ke rumah kalau mau ambil susu atau pas adzan Dzuhur berkumandang pertanda waktu bobo siang si baby. Lha tentu saja makin hitam tuh anak... Ampun... jadinya nggak pantes anak saya deh tu.... Item banget, kurus banget.

Akhirnya saya kesal, momen jarang terjadi, saya komentari pekerjaannya dia, akhirnya terjadi lagi. Plus dua hari berturut-turut saya suapi si kecil makan siangnya supaya dia makan lebih banyak. Mungkin si babysitter tersinggung karena saya ambil alih pekerjaannya dan atau karena komentar/teguran saya. Padahal selama ini saya tipe majikan yang sama sekali nggak rewel, no comment, dan kalau perlu menegur saya lakukan dengan ringan saja. Tujuannya supaya dia betah kerjanya, nggak gerah karena punya majikan yang bossy. Saya bahkan biarkan dia menentukan menu makan si kecil, menu buah atau jajanannya selama itu nggak banyak MSG. Saya bebas saja dia mau mandikan si kecil jam berapa, setelah si kecil sarapan atau sesudahnya.

Lha kalau sesekali saya tegur ya wajar 'kan? Apalagi kalau jelas-jelas dia bukannya menunjukkan prestasi tapi malah melorot. Sekarang... mau kerja di rumah orang sebagai PRT atau mau kerja di sebuah perusahaan besar di Sudirman sebagai eksekutif muda, toh sama... pasti ada atasan yang meminta kita melakukan suatu tugas, si atasan itu memantau pekerjaan kita, kalau kita berprestasi pasti dipuji, kalau kita memble ya pasti ditegur. Ya 'kan??
Kalau nggak suka ditegur, dinasehati atau dikasih masukan ya jangan jadi kelas pekerja, jadilah owner perusahaan. Bahkan namanya pengusaha saja masih butuh menimba ilmu dari pengusaha senior, masih merasa perlu ditegur dan dinasehati.

Akhirnya si babysitter itu benar-benar mau berhenti bekerja, jadilah lepas Maghrib kami antar hingga dia naik bus menuju rumahnya. Untung si kecil nggak terlalu rewel seperti anak-anak lain yang ditinggal pengasuhnya, dan untungnya sejak novel The Ordinary Man diputuskan untuk dimatangkan dan saya berhenti dari pekerjaan yang dulu, hingga kini saya belum kembali bekerja di kantor. Dan ternyata... banyak sekali hal positif yang saya rasakan saat ini.

Si kecil memang akrab dengan saya sejak dulu, dan kini kami punya waktu buanyak sekali tanpa interupsi orang lain. Kami bersenang-senang, nyanyi lagu anak-anak keras sekali diiringi dia memukul drum band-nya, mengomentari film-film Disney sambil terbahak-bahak, membuat banyak busa saat dia mandi dan meniupnya kemana-mana. Saya juga jadi tahu persis apa saja yang masuk ke perutnya, dan itu semua makanan dan minuman yang seorang ibu yakini pasti sehat. Saya senang bisa mengambil alih kembali aktivitas mengurusi si kecil, dan saya yakin si kecil juga senang. Saya yakin dalam waktu sebentar saja kegagahan si kecil akan kembali. Just wait and see!

2 komentar:

  1. Of course, thank's for visiting. Artikel yg km minta belum smpt saya buat... maaf ya...

    BalasHapus